kabarbursa.com
kabarbursa.com
banner 728x250

Mengenal Perayaan Cap Go Meh

Mengenal Perayaan Cap Go Meh
(Foto : INT).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Pasti Anda sudah tidak asing lagi dengan perayaan Cap Go Meh. Acara ini dirayakan pada hari ke-15 bulan pertama penanggalan lunar, menandai akhir dari perayaan Tahun Baru Imlek. Asal-usul Cap Go Meh berasal dari dialek Hokkien yang mengartikan “malam ke-15”.

Biasanya, perayaan ini di Indonesia diselenggarakan dengan festival lampion dan pertunjukan barongsai yang meriah. Tradisi ini diharapkan membawa kesuksesan dan keberuntungan serta mengusir energi negatif.

Pemprov Sulsel

Salah satu perayaan Cap Go Meh yang sangat meriah terjadi di Singkawang, Kalimantan Barat, dengan Pawai Tatung sebagai sorotan utama.

Tatung adalah individu yang diyakini dijadikan medium oleh roh baik untuk membersihkan kota dari roh jahat, penyakit, dan bencana. Mereka duduk di tandu yang penuh dengan bilah pedang tajam dan paku. Momen ini menjadi titik temu antara budaya Tionghoa dan Dayak.

Bagaimana dengan Cap Go Meh di Tiongkok?

Setiap daerah memiliki cara tersendiri dalam merayakan. Misalnya, di Shantou, provinsi Guangdong, mereka meramaikannya dengan Tari Ying Ge, sebuah seni kuno yang memadukan unsur opera, tarian, dan seni bela diri.

Sejarah Tari Yingge bisa ditelusuri hingga Dinasti Ming dan dipercaya sebagai evolusi dari Tari Nuo, yang dulunya ritual keagamaan untuk mengusir setan. Kini, Tari Yingge telah menjadi bagian penting dari warisan budaya Tiongkok.

Belakangan ini, Tari Yingge semakin populer di kalangan anak muda Tiongkok. Pemerintah Tiongkok berperan besar dalam mempromosikan budaya tradisional melalui media sosial.

Banyak anak muda yang tertarik mempelajari tarian ini, yang semakin membantu menjaga kelestarian budaya Tionghoa.

Hal ini menunjukkan pentingnya kita sebagai bangsa untuk menjaga warisan budaya kita, sekaligus membuka diri terhadap pengaruh luar dengan tetap memegang teguh nilai-nilai budaya kita.

Semua ini adalah bagian dari usaha untuk memperkuat identitas bangsa di tengah arus globalisasi.

PDAM Makassar