KabarMakassar.com — Kabar duka menyelimuti Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Takalar, Sulawesi Selatan. Salah satu warga binaan bernama Yasser Arafat dilaporkan meninggal dunia di RS Haji Makassar pada Selasa (23/12) setelah menjalani perawatan medis intensif selama beberapa pekan.
Namun, di balik kepergiannya, pihak keluarga menaruh kecurigaan besar. Istri almarhum, berinisial D menduga ada motif kekerasan yang menjadi pemicu memburuknya kondisi kesehatan suaminya sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir.
D mengungkapkan bahwa suaminya sempat mengalami penyiksaan di dalam Lapas yang dipicu oleh masalah sepele.
“Katanya Yasser utang uang sebanyak Rp 30 ribu (untuk) mie soto, baru lambat dia bayar. Dari situlah suamiku disiksa dan dipukul,” tulis istri almarhum melalui pesan WhatsApp, Sabtu (27/12)
Ia juga menyebutkan dugaan keterlibatan oknum pejabat Lapas asal Ambon yang belum diketahui identitas pastinya.
Menurutnya, Yasser sempat menghubunginya sebelum kejadian pemukulan tersebut, namun tak lama kemudian ponsel suaminya tidak lagi aktif. Tiga hari berselang, ia baru menerima kabar bahwa suaminya jatuh sakit dan harus dilarikan ke klinik Lapas hingga dirujuk ke RS Padjonga Daeng Alle dan berakhir di RS Haji Makassar.
Sementara itu, Kalapas Kelas IIB Takalar, Mansur memberikan bantahan tegas. Ia menyatakan bahwa isu kekerasan yang beredar tidaklah benar dan memastikan bahwa almarhum tidak pernah mengalami penganiayaan selama berada di dalam Lapas.
“Itu isu yang tidak benar. Yang bersangkutan selama di Lapas Takalar tidak pernah ada kekerasan,” ujar Mansur saat dikonfirmasi.
Mansur menjelaskan bahwa Yasser Arafat memang memiliki riwayat kesehatan yang buruk sejak pertama kali diterima di Lapas. Berdasarkan catatan medis, almarhum mengidap komplikasi penyakit serius, termasuk tumor paru.
Almarhum diketahui sering mengeluh sesak napas dan batuk dan rutin memeriksakan diri ke klinik Lapas setiap hari Rabu saat dokter berkunjung. Selain itu, almarhum sempat menjalani opname selama 21 hari di rumah sakit sebelum meninggal dunia.
“Jadi yang bersangkutan itu sejak diterima di Lapas Takalar keluhannya sesak napas dan batuk. Ia meninggal di RS Haji Makassar setelah diopname selama 21 hari karena penyakitnya,” tutup Mansur.














