kabarbursa.com
kabarbursa.com
banner 728x250
News  

Ada 4 Poin Peristiwa Batu Tulis Saat Ganjar Diumumkan jadi Capres PDIP

banner 468x60

KabarMakassar.com — Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri didamping Joko Widodo mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres) 2024 mendatang. Dimana pengumuman itu berlangsung di kediaman Bung Karno di Batu Tulis, Bogor, Jumat (21/4).

Menurut Dekan Fisip Universitas Bosowa Makassar Arief Wicaksono bahwa setidaknya ada beberapa poin yang dapat terkait dengan peristiwa di Batu Tulis tersebut.

Pemprov Sulsel

Pengamat politik mengatakan yang pertama, peristiwa ini menunjukkan kepiawaian PDIP dalam menentukan 'momentum', dimana gerakan politik memang sangat bergantung pada momentum; bagaimana memaksimalkan keuntungan wacana dari peristiwa yang sedang terjadi.

Seperti diketahui, pengumuman tadi kelihatan dikaitkan dengan Perayaan Hari Kartini yang mana menjadi titik pijak dari pemikiran mengapa seorang perempuan, sekaligus ketum partai politik dominan harus menegaskan sesuatu yang dianggap penting terhadap geliat politik tahun 2024.

Pengumuman tadi juga terlihat sangat memanfaatkan  momentum perayaan Hari Raya Idul Fitri yang sedang dilaksanakan sebagian umat Islam di Indonesia.

Kedua, diumumkannya Ganjar Pranowo sebagai Capres PDIP 2024 seperti menegaskan bahwa isu perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi sudah semakin tidak relevan lagi.

"Dengan demikian, wacana 3 periode atau wacana amandemen konstitusi yang beberapa tahun belakangan ini sering dieksperimentasikan oleh sekelompok para elit negeri, kemungkinan juga akan menjadi tidak relevan pula,"ujarnya.

Lanjut Arief Wicaksono, poin ketiga yakni peristiwa itu juga menampakkan bahwa PDIP masih menjadi 'partai politik milik Ibu', dimana semua hal bisa saja terjadi dengan persetujuan pemilik.

Padahal diketahui secara luas bahwa sang pemilik partai sempat merasa kurang pas dengan figur Ganjar Pranowo yang menurutnya dan kelompoknya, hanya menjual pencitraan di medsos.

"Hal itu sekaligus juga mengabsahkan dugaan, bahwa diatas langit masih ada langit, Bu Mega dapat dianggap bukan lagi sebagai aktor utama yang berkuasa  memainkan bidak-bidaknya,"katanya.

"Melainkan ada figur atau kelompok figur yang memiliki pengaruh tak terbatas kepada Bu Mega, meskipun berkali-kali peserta rapat terkesan meninggikan posisi beliau diantara yang lain dengan embel-embel 'profesor doktor',"sambung Arief Wicaksono.

Keempat, pertemuan Batu Tulis hari ini juga sekaligus membuka front kekurangsetujuan terhadap figur seperti Prabowo yang selama ini dimainkan oleh Jokowi sebagai Presiden ataupun sebagai petugas partai.

Hal itu, sedikit banyaknya pasti akan mencederai Prabowo yang selama ini berdiri didepan menjadi tameng bagi Jokowi. Bagi PDIP, konteks political atau power sustainability akan lebih maksimal jika dibebankan kepada Ganjar ketimbang Prabowo, apalagi Puan Maharani.

Untuk menjaga keseimbangan yang selama ini berusaha ditampakkan, maka bisa jadi cawapres Ganjar kedepan kemungkinan adalah figur yang sempat dekat dengan Prabowo seperti misalnya Sandi Uno atau Mahfud MD, karena untuk mendudukkan Prabowo sebagai Cawapres tentu akan menjadi sangat sulit, mengingat Prabowo masih menyimpan hasrat kuasa untuk RI 1 hingga saat ini.

Sedangkan figur yang sempat dekat atau didekatkan  dengan Ganjar seperti Erick Tohir akan lebih tidak menguntungkan untuk dijual mengingat insiden pembatalan Piala Dunia U-20 oleh FIFA.

"Nah jika dikaitkan dengan pembatalan itu, Ganjar memang terlihat dikorbankan, namun pertimbangan PDIP ternyata kembali lagi ke fatsun elektabilitas, karena tidak punya lagi pilihan lain,"tuturnya.

PDAM Makassar