kabarbursa.com
kabarbursa.com
banner 728x250
News  

Kelompok Tani Maros Menerapkan Sistem Aquaponik dalam Memanfaatkan Lahan Pekarangan

banner 468x60

KabarMakassar.com — Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus) dalam Program Insentif Pemberdayaan Masyarakat Terintegrasi dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) berbasis Indikator Kinerja Utama (IKU) pada Kegiatan Kemandirian Masyarakat (KKM) dari Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi yang dilaksanakan oleh Dr. Ir. Hendrik Gunadi, M.P. Asher Tumbo, S.H., M.H., dan Ir. Machmud Djunaidy, M.Si.

Kendala dalam pemanfaatan lahan pekarangan agar dapat produktif adalah ukurannya yang sempit dan juga rata-rata tidak subur. Lahan pekarangan petani di Kabupaten Maros juga menghadapi hal yang sama, sebagaimana dijelaskan oleh Mustari (Ketua Gabungan Kelompok Tani “Sipakatau”) bahwa umumnya lahan pekarangan petani di Maros khususnya Jenetaesa adalah sempit dan tidak subur. Mustari sebagai Ketua Gapoktan Sipakatau juga telah beberapa kali memperoleh piagam penghargaan tingkat nasional. 

Pemprov Sulsel

UKI Paulus pada Program KKM yang merupakan hibah dari Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi yang dilaksanakan oleh Dr. Ir. Hendrik Gunadi, M.P., Asher Tumbo, S.H., M.H., dan Ir. Machmud Djunaidy, M.Si., mencoba mencari solusi untuk mengatasi hal tersebut. Pemanfaatan teknologi Aquaponik dengan mengintegrasikan sistem bioflok dan hidroponik menjadi solusi yang ditawarkan dalam mengatasi permasalahan ini, sekaligus dapat memenuhi kebutuhan protein dan sayuran rumah tangga tani. 

Teknologi Bioflok merupakan teknologi budidaya ikan melalui rekayasa lingkungan yang mengandalkan pasokan oksigen dan pemanfaatan mikroorganisme. Budidaya ikan dengan sistem bioflok pada dasarnya mengubah senyawa organik dan anorganik yang terdiri dari kabon, oksigen, hidrogen, dan nitrogen menjadi massa sludge berbentuk bioflok. 

Teknik budidaya ikan secara bioflok ini dapat meningkatkan produktivitas panen yang lebih tinggi, sekaligus juga menekan penggunaan lahan menjadi tidak terlalu luas dan hemat air. Dengan demikian bioflok menjadi solusi efektif untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat serta dapat memberikan dampak ekonomi bagi keluarga tani berupa peningkatan pendapatan rumah tangga tani. 

Sedangkan penerapan Teknologi Hidroponik untuk lahan sempit adalah dengan model Vertikultur pada media air nutrisi. Media nutrisi untuk tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik hanya digunakan pada awal pertumbuhan tanaman, sedangkan untuk tahap selanjutnya adalah menggunakan nutrisi yang berasal dari kolam bioflok. 

Manajemen pemanfaatan air budidaya ikan secara bioflok untuk kebutuhan nutrisi tanaman hidroponik akan memberikan nilai tambah dalam hal penghematan penggunaan nutrisi anorganik pada tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik, juga dalam hal sirkulasi nitrisi berkelanjutan, dimana air dari budidaya ikan secara bioflok dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi bagi tanaman dengan sistem hidroponik, selanjutnya air nutrisi yang telah dimanfaatkan oleh tanaman akan bersirkulasi kembali ke kolam bioflok, hal ini berlangsung secara berkelanjutan, sehingga tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik tidak akan mengalami kekurangan nutrisi dalam pertumbuhannya.

Dr. Ir. Hendrik Gunadi, M.P. beserta tim menggandeng Akshar, S.Pi. dari Aquafarm, untuk menjelaskan manfaat dari integrasi bioflok dengan hidroponik. Demplot pada dua lokasi Gapoktan Sipakatau dengan kolam bioflok berdiameter 2 meter dan media hidroponik sepanjang 2 meter dengan sistem vertikultur menunjukkan hasil yang sangat memuaskan dengan jumlah ikan pada kolam bioflok yang mencapai 250 ekor dan tanaman sayuran sejumlah 60 tanaman pada hidroponik vertikultur 3 tingkat. 

Hal ini menunjukkan bahwa penerapan teknologi aquaponik berupa integrasi bioflok dan hidroponik mampu mengatasi kendala pemanfaatan lahan pekarangan yang sempit dan tidak subur di Kabupaten Maros. 

PDAM Makassar