KabarMakassar.com — Pemerintah Kota Makassar kembali menguatkan agenda pembangunan kota bersih melalui penyelenggaraan Festival Daur Bumi 2025 yang resmi dibuka di Gedung Manunggal M. Jusuf, Jumat (12/12).
Kegiatan yang digelar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Makassar ini berlangsung selama tiga hari, 12–14 Desember 2025, dengan menghadirkan 45 booth dan menargetkan 10.000 pengunjung.
Festival tahun ini diarahkan sebagai ruang edukasi dan aksi pengelolaan sampah yang dapat diakses seluruh lapisan masyarakat.
Kepala DLH Kota Makassar Helmy Budiman menegaskan bahwa penyelenggaraan festival bukan sekadar acara seremonial, melainkan strategi memperluas partisipasi publik dalam gerakan pengurangan sampah.
“Kegiatan ini menjadi momentum kolaboratif untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah,” ujar Helmy.
Helmy menjelaskan bahwa masyarakat perlu memahami persoalan sampah yang mereka hadapi sehari-hari. Karena itu, seluruh rangkaian kegiatan dirancang untuk memberi pengalaman langsung melalui pelatihan daur ulang, praktik pemilahan sampah, pameran produk ramah lingkungan, diskusi tematik, hingga aksi bersih yang melibatkan komunitas dan pelajar.
“Melalui festival ini, masyarakat diajak memahami persoalan sampah di wilayah mereka sekaligus belajar menjadi bagian daripada solusinya,” imbuhnya.
Helmy menyebutkan bahwa festival menghadirkan total 45 booth, terdiri atas 30 booth komunitas dan mitra lingkungan serta 15 booth hasil kolaborasi dengan Dekranasda Kota Makassar.
Booth-booth tersebut menjadi ruang interaksi langsung bagi pengunjung untuk mengenal inovasi pengelolaan sampah, kerajinan daur ulang, hingga praktik ekonomi sirkular yang mulai tumbuh di Makassar.
“Kami membuka 30 booth dan bekerja sama dengan Dekranasda Kota Makassar sebanyak 15 booth, sehingga total booth yang tampil hari ini berjumlah 45,” jelasnya.
Helmy juga melaporkan bahwa antusiasme masyarakat pada hari pertama cukup tinggi. Hampir 4.000 pengunjung hadir sejak pembukaan, mendekati separuh dari target tiga hari penyelenggaraan.
“Alhamdulillah, target audiens kita ada di angka 10.000 orang. Pada pembukaan hari ini saja, jumlah peserta yang hadir sudah hampir mencapai 4.000 orang,” ungkap Helmy.
Ia berharap angka tersebut dapat terus bertambah hingga festival ditutup. Menurut Helmy, keberhasilan penyelenggaraan Festival Daur Bumi bukan hanya diukur dari jumlah peserta, tetapi dari perubahan perilaku masyarakat terhadap pengelolaan sampah.
“Inisiatif ini kami harapkan mampu menciptakan perubahan perilaku yang berkelanjutan. Ini adalah bagian dari gerakan bersama menuju masa depan kota yang lebih bersih,” tutupnya.














