KabarMakassar.com — Harga telur ayam di Kota Makassar terus mengalami kenaikan dan dinilai sulit kembali ke harga normal.
Pedagang menyebut lonjakan harga ini tidak hanya dipicu meningkatnya permintaan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), tetapi juga dipengaruhi oleh keberadaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyerap pasokan dalam jumlah besar.
Pedagang telur di Pasar Terong, Bahdir (49), mengungkapkan bahwa harga telur yang sebelumnya relatif stabil kini terus merangkak naik. Menurutnya, harga normal telur ayam biasanya berada di kisaran Rp50 ribu hingga Rp52 ribu per rak, saat ini mengalami kenaikan.
“Dulu biasa Rp50 ribu sampai Rp52 ribu. Sekarang sudah Rp54 ribu, bahkan ada yang Rp55 ribu,” ujar Bahdir, Sabtu (13/12).
Ia menilai kenaikan ini tidak bersifat sementara. Sejak program MBG berjalan, harga telur disebut terus bergerak naik dan sulit kembali turun. Permintaan yang meningkat dari berbagai program konsumsi massal membuat pasokan di tingkat pedagang menjadi lebih ketat.
“Sejak ada MBG, harga susah turun. Naik terus. Sekarang semua pakai, semua butuh telur,” katanya.
Bahdir menyebut, meski saat ini harga masih berada di kisaran Rp54 ribu hingga Rp55 ribu per rak, tekanan harga diperkirakan akan semakin kuat menjelang Natal dan Tahun Baru. Pengalaman tahun-tahun sebelumnya menunjukkan harga telur hampir selalu naik pada momen tersebut.
“Kalau sudah dekat Natal dan Tahun Baru, pasti naik lagi. Bisa naik Rp2 ribu sampai Rp3 ribu,” ujarnya.
Tidak hanya telur ukuran besar, telur ukuran sedang pun ikut terdampak. Seluruh jenis telur, kata Bahdir, mengalami kenaikan harga secara bersamaan. Kondisi ini membuat ruang keuntungan pedagang semakin sempit karena daya beli masyarakat belum tentu ikut naik.
“Telur sedang juga naik semua. Bukan cuma satu jenis, telur jenis bebek juga sudah naik,” jelasnya.
Ia memperkirakan, jika tekanan permintaan terus berlanjut dan distribusi tidak terkendali, harga telur berpotensi menembus angka yang lebih tinggi dalam waktu dekat. Bahkan, tidak menutup kemungkinan harga bisa hingga Rp5 rupiah.
“Kalau begini terus, bisa naik lagi,” tutupnya.
Sebelumnya, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin (Appi) mengakui bahwa sejumlah komoditas pangan mengalami kenaikan harga menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025-2026.
Menurutnya, kenaikan musiman ini merupakan fenomena tahunan yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan.
“Harga memang sangat tinggi. Kita terus menjaga supaya inflasi ini bisa bertahan. Biasanya menjelang Natal dan Tahun Baru memang naik, dan setelah itu akan turun lagi,” ujar Appi, Jumat (12/12).
Ia menambahkan bahwa faktor cuaca turut mempengaruhi distribusi dan ketersediaan barang, sehingga harga komoditas lebih mudah bergejolak.
Meski demikian, Appi menegaskan bahwa Pemerintah Kota Makassar telah menyiapkan langkah-langkah stabilisasi untuk mencegah lonjakan harga yang lebih besar. Pemkot, kata dia, terus memantau pergerakan harga harian melalui perangkat daerah terkait serta berkoordinasi dengan para distributor dan pelaku pasar.
Salah satu intervensi rutin yang disiapkan adalah program pasar murah, yang menurut Appi sudah menjadi agenda mingguan Pemerintah Kota Makassar.
Program ini bertujuan memberikan akses harga terjangkau kepada warga, terutama menjelang periode kenaikan permintaan akhir tahun.
“Pasti, pasti. Pasar murah itu program mingguan,” tegasnya.
Appi memastikan Pemkot Makassar akan terus menjaga stabilitas pasokan dan harga kebutuhan pokok agar inflasi daerah tetap terkendali. Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap bijak berbelanja di tengah fluktuasi harga jelang Nataru.














