KabarSelatan.id — Sejumlah Desa yang berlokasi di dua Kecamatan di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan terendam banjir lantaran Sungai Suso meluap. Minggu (03/04) kemarin.
Akibatnya, sejumlah rumah warga yang terletak di sekitar bantaran sungai terendam dan jembatan penghubung antar desa terputus.
Diketahui sebelumnya, luapan air sungai terjadi akibat tingginya debit air yang disebabkan intensitas hujan yang tinggi.
Ketua Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMD) Palopo Adri mengatakan, luapan air sungai disebabkan dampak dari tambang galian C yakni emas, pasir dan batu yang beroperasi di belantara Sungai Suso Kabupaten Luwu.
Selain itu, meluapnya air sungai ini juga diduga diakibatkan oleh pembangunan infrastruktur jembatan yang menggunakan sistem Bix Culvert dari PT Masmindo Dwi Area sebagai akses lalu lintas perusahaan.
"Atas nama investasi dengan dalil pembangunan keselamatan rakyat terabaikan," ungkapnya, Senin (03/04).
Bahkan, aktivitas tambang ilegal ini menyumbang limbah dan menyebabkan tercemarnya air Sungai Suso sehingga masyarakat kehilangan sumber air bersih.
Adri menyebut sekitar lima perusahaan tambang emas di belantara Sungai Suso sudah beroperasi kurang lebih 2-3 tahun dan tidak mengantongi izin dari pemerintah.
Sehingga pihaknya mendesak pemerintah untuk bertanggung jawab atas aktivitas tambang ilegal yang merugikan masyarakat dan menertibkan para pelaku tambang yang tidak mengantongi izin.
"Untuk itu, pemerintah daerah beserta pihak terkait mesti bertanggung jawab atas aktivitas pertambangan serta meninjau kembali dan menertibkan kegiatan penambangan bila pelakunya benar adanya tidak memiliki izin", pungkasnya
Sementara itu, Kapolres Luwu, AKBP Arisandi sebelumnya menyebut pihaknya telah memerintahkan penghentian aktivitas tambang emas ilegal yang beroperasi di belantara Sungai Suso.
"Kita sudah perintahkan untuk mengehentikan aktivitas tambang emas ilegal di sana. Nanti teman-teman polres akan cek kembali ke lokasi apakah benar mereka sudah mematuhi", ujarnya, (01/02)