kabarbursa.com
kabarbursa.com
banner 728x250
News  

Mengenal UNESCO Global Geopark Maros Pangkep, Awal Peradaban Manusia?

banner 468x60

KABARBUGIS.ID — Kawasan Geopark Maros Pangkep hasil asessment di Ruang Meeting, venue Hotel Sea Sea, Satun Thailand, Minggu, (04/09) ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark.

Geopark Maros Pangkep ini resmi ditetapkan pada tahun 2015, menyandang status geopark nasional sejak 2017 dan tahun 2022 ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark.

Pemprov Sulsel

Konsep manajemen pengelolaan kawasan ini yang menyerasikan keragaman geologi, hayati, dan budaya, melalui prinsip konservasi, edukasi, dan pembangunan yang berkelanjutan yang secara administratif berada di dua kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yaitu Maros dan Pangkep.

Delineasi kawasan Geopark Maros-Pangkep meliputi 2 kabupaten (Maros dan Pangkep), dengan wilayah darat seluas 2.243 km persegi dan kawasan laut dengan luas 2.815 km persegi, dengan presentase luas daratan sebesar 44,6 persen dan lautan 55,4 persen, serta panjang garis pantai 88,5 km. Semuanya tercakup dalam 7 jalur Geotrail dan 30 Geosite. Jumlah populasi manusia yang mendiami kawasan sebesar 665.000 jiwa, bersuku Bugis dan Makassar.

Geopark Maros Pangkep sendiri telah ditetapkan sebagai salah satu kawasan strategis pengembangan pariwisata di Sulawesi Selatan, khususnya wisata alam dan petualangan yang memiliki alam geodiversity (geologi), biodiversity (flora fauna), dan cultural diversity (budaya), yang bertaraf Internasional.

Sebagai geopark, terdapat berbagai destinasi pariwisata berbasis alam nan berkelanjutan yang ada di Maros dan Pangkep. Mulai dari situs geografis, situs biologi, dan situs budaya. Situs geografis seperti Kompleks Rijang Bantimala, Kompleks Metamorfik Pateteyang-Cempaga, Batuan Kerak Samura Parenreng, dan lainnya.

Sementara situs biologi seperti Hutan Keilmuan Bengo-Makaroewa, Karaenta Primary Forest, Taman Kehati, Taman Botanik Tonasa, juga Taman Argo Botanik Puncak. Sedangkan situs budaya seperti Komplek Prehistorik Bellae, Taman Prehistorik Sumpang Bita, Situs Berburu, dan lainnya.

“Kawasan ini diatapi oleh puncak gunung Bulusaraung, 1300 mdpl sebagai jalur pendakian petualangan dengan pemandangan sunrise terbaik. Memiliki perbukitan dengan tipe tower karst terluas kedua di dunia yang di dalamnya terdapat sejumlah spot wisata air terjun dan landscape yang indah, seperti air terjun Bantimurung, Lengang dan Lacolla dan kawasan Pattunuang,” kata General Manager Geopark Maros Pangkep, Dedi Irfan dikutip dari Good News from Indonesia (GNFI).

Bupati Maros, Chaidir Syam mengatakan di Maros ditemukan lukisan tertua di dunia 45000 tahun yang lalu yang mengalahkan lukisan di Spanyol sekitar 15000 tahun yang lalu. Kemudian di Maros ditemukan DNA tertua sekitar 7000 tahun yang lalu.

"Temuan-temuan ini adalah temuan ilmiah yang harus kita kabarkan ke seluruh Indonesia dan dunia," kata Chaidir Syam saat menghadiri HUT KabarMakassar ke 13 di Kampus UNM baru-baru ini.

Kawasan ini juga dikenal memiliki 400 gua dengan ornamen mempesona dengan proses pembentukan jutaan tahun, termasuk lukisan dinding gua yang berumur puluhan ribu tahun. Pada tahun 2014, ditemukan lukisan cap tangan dan babi rusa berusia sekitar 40.000 tahun di Leang Timpuseng, memecahkan rekor usia lukisan tangan yang ditemukan di El Castillo, Spanyol.

Paling tua, yang baru ditemukan beberapa tahun terakhir, seperti dipublikasikan Science Advances awal tahun 2021, adalah lukisan bergambar babi kutil Sulawesi (Sus celebensis) di gua Leang Tedongnge, yang diperkirakan berumur 45.500 tahun.

Lukisan berukuran 136 cm x 54 cm ini di cat menggunakan pigmen oker merah tua dan memiliki jambul pendek dengan rambut tegak, serta sepasang kutil wajah seperti tanduk yang menjadi ciri khas pejantan dewasa dari spesies tersebut.

Leang Tedongnge sendiri terletak di lembah terpencil yang dikelilingi tebing kapur terjal dan merupakan tempat yang terisolasi. Bahkan masyarakat setempat tidak mengetahui keberadaan situs gua tersebut, hingga akhirnya ditemukan pada 2017 silam oleh Basran Burhan, arkeolog asal Indonesia yang juga mahasiswa doktoral di Griffith University Australia.

Menurut catatan LIPI (2005), gua terpanjang dan terdalam di Indonesia juga ditemukan di kawasan karst Maros. Gua terdalam berbentuk sumur tunggal dengan kedalaman 260 meter ditemukan di Leang Leaputte. Sementara gua terpanjang diperkirakan ditemukan di sistem gua Salukkan Kallang, yang panjangnya mencapai 2.700 meter.

Di kawasan ini juga terdapat 245 spesies kupu-kupu sehingga kemudian dijuluki The Kingdom of Butterfly. Sedikitnya terdapat 20 jenis kupu-kupu yang dilindungi pemerintah dan ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999. Beberapa spesies unik bahkan hanya terdapat di kawasan ini, yaitu Troides Helena Linne, Troides Hypolitus Cramer, Troides Haliphron Boisduval, Papilo Adamantius, dan Cethosia Myrana.

Selain itu ditemukan 154 jenis burung, antara lain yang cukup populer: Julang Sulawesi (Aceros cassidix), Cekakak- Hutan Tunggir-Hijau (Actenoides monachus), Udang-Merah Sulawesi (Ceyx fallax), Kangkareng Sulawesi (Penelopides exarhatus), Elang Sulawesi (Nisaetus lanceolatus) dan Perkici Dora (Trichoglossus ornatus).

Di kawasan ini juga ditemukan 116 jenis Anggrek alam, dimana 6 jenis diantaranya berstatus dilindungi yaitu Ebony (Diospyros celebica), Palem (Livistona chinensis, Livistona sp.), Anggrek (Ascocentrum miniatum, Dendrobium macrophyllum, Phalaenopsis amboinensis dan Dendrobium macrophyllum).

Tidak hanya daratan, sebagian besar wilayah Geopark Maros Pangkep adalah wilayah laut dengan gugusan Spermonde mencakup 120 pulau di dalamnya, menjadi salah satu spot diving dengan akuarium bawah laut, jenis ikan, terumbu yang sangat indah.

Salah satu lokasi diving yang paling terkenal adalah Pulau Kapoposang Pangkep, yang dianggap sebagai surga bagi diver. Di tempat ini wisatawan dapat menemui 14 spot diving, empat di antaranya yang cukup populer adalah Januar Point, Aquarium Point’, dan Tanjung Points, Shark Point.

PDAM Makassar