kabarbursa.com
kabarbursa.com
banner 728x250
News  

Keluarga Korban Pengeroyokan di Jeneponto Ceritakan Aksi Premanisme Kades Tombo-tombolo

banner 468x60

KabarSelatan.idKasus pengeroyokan yang diduga dilakukan Kepala Desa Tombo-Tombolo, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulsel hingga kini masih bergulir.

Aksi pengeroyokan yang dilakukan oleh Kades Jamaluddin cs terhadap warga bernama Bakkasa Daeng Raja pada Senin (7/08) lalu ini dinilai sangat sadis.

Pemprov Sulsel

Insiden kekerasan itu pun diceritakan oleh Adi selaku anak korban.

"Dikeroyok oleh empat orang, pak desa dan tiga orang yang keroyok bapak saya," ungkap Adi kepada awak media. Sabtu (12/08).

Adi menuturkan, saat itu ayahnya diserang secara brutal dengan bogem mentah disertai tendangan berkali-kali hingga tersungkur ke tanah.

Tak berhenti disitu, ketika korban dalam kondisi tengkurap tak berdaya, Sang Kades kembali menginjak-injak tubuh pria berusia 58 tahun ini.

"Setelah dianiaya, bapak saya terjatuh, jadi saat terjatuh itulah pak desa menginjak bapak saya dari belakang," jelas Adi.

Ironisnya, penganiayaan itu dilakukan sang Kades didepan istri korban, Kateneang Daeng Rannu.

Beruntung, Insiden itu terhenti setelah sejumlah warga yang berada di lokasi kejadian ikut melerai.

Akibat penganiayaan tersebut, korban mengalami luka memar pada bagian wajah, bengkak pada bagian pinggang dan luka gores dibagian lengan kirinya hingga korban tak bisa berjalan dengan normal.

Alhasil, Korban pun melaporkan kejadian itu ke Polisi berdasarkan Surat laporan Polisi Nomor: STTLP/119/VIII/2023/ SPKT/ Polsek Bangkala/ Polres Jeneponto/ Polda Sulsel tercantum empat orang terlapor yakni Kepala Desa Tombo-tombolo Jamaluddin, Yottang, Taming dan Juma.

Sebelumnya, Kapolsek Bangkala Iptu Kaharuddin menjelaskan, buntut insiden pengeroyokan ini terjadi lantaran korban dituding merusak fasilitas perpipaan air sumur setelah Bakkasa Daeng Raja  mengambil air untuk dikomsumsi.

Namun Bakkasa menuturkan jika fasilitas umum (sumur) tersebut  merupakan lahannya yang dikuasai oleh sang kades.

Setelah pengrusakan itu terjadi, Sang Kades dan  kawan-kawannya naik pitam dan langsung  menghajar korban hingga babak belur.

 

PDAM Makassar