KABARBUGIS.ID – Beredar video di media sosial memperlihatkan sekelompok masyarakat menandu jenazah menggunakan sarung yang dikaitkan ke sebuah bambu berukuran panjang sekitar 2 meter.
Dari informasi yang dihimpun KabarBugis.id, video itu diambil dari salah satu warga di Dusun Paleleng, Desa Kaseralau, Kecamatan Batulappa, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sabtu (18/3) pagi tadi.
Tasman merupakan warga setempat, menjelaskan Almarhumah Caria diketahui merupakan warga Paleleng, Desa Kaseralau, Kecamatan Batulappa, Kabupaten Pinrang. Yang tinggal di Sebuah desa di Kabupaten Pinrang yang berbatasan dengan Kabupaten Enrekang.
“Meninggal di RS Umum Massenrempulu Enrekang. Almarhumah tersebut dibawa ke rumahnya itu memakai mobil jenazah ambulan dari Enrekang, sayangnya mobil tersebut tidak bisa sampai di rumah Almarhumah karena kondisi jalan yang tidak memungkinkan. sehingga Jenazah harus di jemput di Desa Tallu Bamba (Jalikko) kabupaten Enrekang, lalu kemudian di tandu menuju rumah duka di kampung paleleng yang jaraknya kurang lebih 2 setengah kilo meter ,” ujar Tasman selaku Pemuda asal Paleleng.
Ia menambahkan, jenezah itu ditandu dengan alasan akses kendaraan roda empat untuk masuk ke Paleleng melalui Desa Tallu Bamba tidak bisa tembus karena kondisinya cuman jembatan gantung yang hanya bisa dilalui roda dua saja.
Menurut Tasman, hal serupa kerap kali terjadi, orang sakit baik orang meninggal itu tetap kami tandu untuk keluar maupun masuk di kampung karena kondisi jalan.
Ia berharap pemerintah setempat, dan pemerintah pusat kiranya dapat memberikan perhatian khusus bagi warga pegunungan utamanya yang di Paleleng.
"Karena kebetulan kami berada pada wilayah perbatasan, yaitu Pinrang dan Enrekang," ungkapnya.
"Status kependudukan kami memang warga Pinrang. Tapi karena akses dan jarak ke Enrekang sedikit lebih bagus ketimbang ke Pinrang kota yang jaraknya sangat jauh, akhirnya masyarakat lebih condong berobat ke RS Massenrempulu Enrekang," ujarnya.