KabarMamuju.com — Karantina Pertanian Mamuju melakukan Media gathering tentang Capaian Ekspor komoditas Sulawesi Barat.
Kepala Karantina Pertanian Mamuju Agus Karyono mengatakan terdapat 9 komoditas pertanian ekspor Sulbar yakni Olein, Strearin, PFAD, Oil, Cangkang Sawit, Kopi, Sapu Lidi, Briket Batok kelapa dan Durian.
Dimana, subsector perkebunan CPO dan turunannya, mendominasi lebih dari 90 persen dalam hal kontribusi sebagai penyumbang devisa terbesar ekspor.
"Terdapat 11 Negara tujuan ekspor yaitu Tiongkok, Filiphina, Pakistan, India, Malaysia, Korea, Jepang, Denmark, Yordania dan Yaman. Pelabuhan Belang-Belang dan Pelabuhan Tanjung Bakau sebagai pintu pengeluaran ekspor," pungkasnya, Kamis (1/9).
Tidak hanya itu, ia juga menjelaskan bahwa tahun ini terdapat penambahan ragam komiditas ekspor pertanian yang mengalami lonjakan signifikan, baik dari sisi volume maupun nilai barang. Komuditas tersebut adalah cangkang sawit, kopi dan sapu lidi.
"Penambahan ragam komoditas Cangkang sawit sangat diminati oleh negara Jepang. Capaian Rp 65.9 miliar. Cangkang sawit peruntukannya sebagai sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan sehingga permintaaannya sangat tinggi. Sulbar telah melakukan 6 kali Ekspor di tahun 2022. Tren cangkang sawit akan sangat populer dan permintaannya semakin tinggi," jelasnya.
Ia menambahkan,bahwa untuk produksi Sarang Wallet Sulawesi Barat juga capaiannya tinggi, Di bulan kemarin saja Total 4 Ton sudah Di kirim dan dijual ke semarang dan surabaya.
Untuk meningkatkan Kualitas Produk Sarang Wallet tersebut, Karantina pertanian akan melaksanakan bimtek kepada petani sarang wallet mengenai prosedur dan cara pencucian sarang burung wallet yang baik dan benar kepada petani untuk menambah edukasi mereka dan akan menjadi nilai tambah apabilia kualitas sarangnya bagus.
"Harga sarang burung wallet yang berkualitas bagus, bersih dan bebas dari logam berat harganya bisa mencapai hingga Rp 30 juta perkilo," bebernya.
Sementara untuk komoditas kopi juga mengalami peningkatan.Kopi Robusta asal Kabupaten Mamasa sangat diminati dan telah di ekspor ke Negara benua Eropa Denmark sebanyak 180 Kilogram dengan nilai barang Rp 17 juta rupiah.
"Untuk menaikkan semangat petani kopi pihak karantina pertanian mamuju dan dinas perkebunan Mamasa telah berkolaborasi supaya kopi ini menjadi komoditas unggulan yang harus diperhatikan, baik dari segi kualitas dan rasa agar menjadi komuditas pilihan terbaik ekspor di Sulawesi barat," ujarnya.
Begitupula dengan ekspor sapu lidi sebanyak 25 ton yang berasal dari kabupaten polewali mandar bernilai Rp 130 juta ke Negara tujuan india.
Capaian ekspor di atas sejalan dengan program unggulan kementerian pertanian gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks) yang meliputi peningkatan volume dan frekuensi ekspor, penambahan ragam jenis ekspor, penambahan eksportir baru, dan Negara tujuan baru.
"Karantina pertanian Mamuju senantiasa memfasilitasi dan mengakselerasi ekspor dengan memastikan komoditas pertanian tersebut terbebas dari hama penyakit dan telah sesuai dengan persyaratan Negara tujuan," katanya.