kabarbursa.com
kabarbursa.com
banner 728x250
News  

Diduga Ada Unsur Politik, Perwakilan KPI Jeneponto Bantah Tudingan Warga

banner 468x60

KabarSelatan.id — Sekelompok warga Desa Borongtala, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan menolak pembagian pupuk bersubsidi dari agen pengecer. Rabu (11/01).

Alasan penolakan tersebut diduga lantaran warga menuding agen pengecer akan mempolitisasi pupuk yang akan dibagikan kepada petani.

Pemprov Sulsel

Menanggapi hal itu, Amrina Rachmi Warham selaku Perwakilan KPI Jeneponto membantah tudingan warga terkait adanya unsur politik.

"Kalau soal itu kami tidak mendalami karena kami hanya terfokus menyalurkan pupuk bersubsidi saja, bagaimana pupuk kami sampai ke pengecer resmi dan bagaimana sampai ke petani sesuai yang ada namanya di RDKK," katanya kepada Kabarselatan.id, Jumat (13/1).

Selain itu, warga juga menolak penunjukan agen pengecer yang dilakukan oleh pihak KPI karena dinilai sepihak tanpa ada pemberitahuan terlebih dahului kepada Gapoktan setempat.

"Tentunya sudah melalui mekanisme jadi kami sudah ada penanda tangan SPDB dan lain-lain terus juga kami sudah survei calon pengecernya, terus juga sudah ditandatangani BPP Tamalatea untuk berita acara pengusulan calon pengecer baru dan kita sudah upload," jelas perempuan yang disapa Rina tersebut.

Setelah melewati prosedur tersebut, pihak KPI pun menunjuk langsung pengecer baru.

" Pak Irsan itu dia sudah masukan persyaratan secara lengkap dengan melampirkan KTP, NPWP, SITU, SIUP sedangkan gudang penyimpanan dan kendaraan pengangkut pupuk juga sudah ada. Khususnya bisa mengoperasikan komputer," terangnya.

Disisi lain, warga juga menyebut bahwa pengecer yang ditunjuk oleh pihak KPI merupakan Aparatur Sipil Negeri (ASN) dari Tenaga Kesehatan (Nakes).

"Jadi kalau masalah kemarin bahwa pengecer itu adalah tenaga kesehatan, mau apa itu tidak ada larangan. Yang penting pengecer itu sudah bersyarat sesuai apa yang kami persyaratkan," ucap Rina.

"Jadi terkait profesi itu tidak jadi masalah yang penting dia bisa berdagang, bisa menjual bisa mengoperasikan komputer ada gudang dan lain-lainnya. Karena kami berpikir bagaimana adminnya bagus karena selain adminnya itu, pengecer juga harus ada kendaraan apa, dia juga harus bisa berkomputer karena semua laporan itu menggunakan system aplikasi," lanjut Rina.

Ia juga menjelaskan pada dasarnya, pihaknya tidak pernah menahan pupuk bagi warga Desa  Borongtala. Hanya saja, warga menolak pengecer  baru yang membawahi tiga desa. Seperti, Desa Borongtala, Desa Bontosunggu dan Kelurahan Manjangloe

"Nah Itu yang terletak di Kelurahan Manjangloe nama kiosnya Bina Bakti, disitu warga sering mengambil. Jadi mengapa kami mengangkat pengecer baru untuk menggantikan pengecer lama? supaya petani lebih mudah mengakses pupuk, tidak mahalmi  juga ongkos kendaraan dan lain-lainnya," bebernya.

Sehingga menurut Rina alasan warga menolak pengecer baru tidak masuk akal apalagi kami menunjuk agen yang berdomisli di Desa setempat.

Hal senada juga diungkapkan M. Irsan Saputra DL selaku agen pengecer yang ditunjuk KPI. Menurutnya, apa yang dialamatkan warga kepada dirinya tidak benar.

"Jadi tudingan itu tidak benar. Artinya pemilihan itu masih jauh, kita fokusnya hanya  ke pengecer sekarang bagaimana bisa terpenuhi kebutuhan petani yang sebelumnya berada diluar wilayah Desa Borongtala," bantahnya.

PDAM Makassar