kabarbursa.com
kabarbursa.com
banner 728x250

Banyak Petahana Tumbang, Ini Analisis Prof Sukri Tamma

Banyak Petahana Tumbang, Ini Analisis Prof Sukri Tamma
Dekan Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, Prof Dr phil Sukri Tamma
banner 468x60

KabarMakassar.com – Pasca pemilihan legislatif hasil Pemilu 2024, Rabu 914/2) lalu menunjukkan hasil diluar prediksi oleh khalayak banyak. Dimana sejumlah petahana untuk tingkat DPR, DPD, DPRD Provinsi maupun kabupaten/kota di Sulawesi Selatan.

Caleg petahana DPR RI dipastikan delapan orang tumbang salah satunya, Supriansya dari Golkar yang bertarung di daerah pemilihan Sulsel II, begitu juga hal Aliyah Mustika Ilham Arief Sirajuddin dari Demokrat Dapil Sulsel I.

Pemprov Sulsel

Begitu hal sejumlah incumbent di DPRD Sulsel, termasuk DPRD Makassar. Yang lebih diluar predikasi, Golkar yang sudah beberapa periode memegang palu Ketua DPRD Sulsel. Dimana tongkat estapet pimpinan DPRD Sulsel direbut oleh partai NasDem. Bahkan partai besutan Surya Paloh itu berjaya di Sulsel sebangai lumbung suara.

Diketahui, tingkat provinsi itu dari hasil rekapitulasi KPU Sulsel berlangusng di Hotel Claro Makassar, Rabu (13/3) lalu, “wajah baru” nyaris mendominasi parlemen Sulsel untuk periode 2024-2029.

Meski demikian, sejumlah petahana kembali terpilih sebut saja Rahman Pina dari Golkar, Selle KS Dalle fraksi Demokrat, Andi Rachmatika Dewi atau disapa Cicu merupakan jagoan NasDem.

Pengamat politik Sulsel Prof Dr phil Sukri Tamma mengatakan ada beberapa catatan dalam analisisnya pasca pileg 2024 kemarin. Terkait lumayan banyaknya petahana tidak lolos merupakan muara dalam beberapa hal.

Yang pertama, tentu secara sederhana mestinya bisa melihat para incumbent bekerja dalam kurung lima tahun terkahir ini menunjukkan untuk kemudian mereka pantas dipilih pada periode sebelumnya dan mungkin kembali dipilih pemilu 2024 ini melihat hasil kinerja itu sendiri.

Tapi ketika mereka tidak kembali terpilih artinya ada beberapa catatan atau prestasi-prestasi yang mereka tunjukkan dari masyarakat sehingga masyarakat barang kali memilih kandidat lain yang bukan petahana.

Kedua, kara Prof Sukri Tamma bahwa hal terkait dengan strategi oleh para kandidat karena semua calon melihat komposisinya masing-masing tentu bersiang untuk mendapatkan suara terbanyak. Untuk kemudian para caleg menghasilkan adu strategi secara signifikan.

Dalam hal ini tentu kita melihat bahwa faktanya menunjukkan strategi dari kandidat yang baru itu jauh lebih lebih berhasil menunjukkan strateginya yang membuat menarik perhatian kepada masyarakat.

“Yang ketiga, terkait dengan itu mungkin ekolasi untuk melihat bahwa ternyata para pendatang baru itu bukanlah orang-orang benar “baru”,”ucap Dekan Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, Prof Dr phil Sukri Tamma kepada Kabarmakassar.com, Jumat (15/3).

“Orang ‘baru’ yang mana bukan ‘baru’ belajar dalam berpolitik yang mungkin selama ini yang terjuang ke politik tidak seperti para petahana. Tapi mereka memiliki basis yang cukup kuat untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat,”sambungnya.

Paling tidak, lanjutnya, bawha dalam kegiatan-kegiatan lain dalam kontes sosial, mereka punya sumber basis yang kuat, dan mungkin sumber daya ekonomi yang bagus dan jaringan yang bagus sehingga kemudian dalam persaingan di Pileg 2024 kemarin itu berhasil bersaing ketat.

“Beberapa kandidat saya kira tahu juga didukung oleh kondisi dengan latarang belakangan yang kuat sehingga menarik perhatian oleh pemilih untuk memilihnya,”ujar Prof Sukri Tamma.

Masih kata dia, terakhir, bawha adapun dari efek yang ada kaitannya meskipun hal ini perlu dibuktikan dengan kembali. Tapi hal itu efek tingkat persaingan masing-masing dapil yang memang memunculkan para kandidat yang kuat meskipun bukan petahana.

“Tetapi kemudian adalah sosok-sosok figur yang kuat untuk bersaing. jadi mereka pendatang baru bukan “orang kemarin sore” memiliki basis yang riil yang ternyata punya basis yang kuat. Saya kira itu menjadi catatan ya,”terangnya.

Sementara itu, terkait Golkar merosot di Sulsel, Prof Sukri Tamma menilai hal itu tentu menjadi catatan evaluasi terhadap Golkar Sulsel. Tapi secara nasional berada di peringkat kedua setelah PDI-Perjungan. Hal itu cukup baik berada di peringkat kedua secara nasional meskipun kita menunggu pengumuman resmi hasil KPU RI pada 20 Maret mendatang.

Untuk NasDem parpol yang berprestasi memenangkan Pileg dalam posisi Ketua DPRD Sulsel. Dan parpol yang satu-satunya bakal bisa mengusung bakal calon Gubernur Sulsel 2024. Dan ini kali pertama Golkar melepas palu pimpinan di parlemen Sulsel.

“Sekali lagi hal itu menjadi bahan evaluasi partai beringin rindang di Sulsel. Dimana ternyata hal itu melihat banyak tokoh Sulsel yang bersaing dalam kontestasi Pilge Pemilu 2024 kemarin dari sejumlah parpol di Sulawesi Selatan itu sendiri,”tandas Prof Sukri Tamma.

Sementara itu, berdasarkan data KPU Sulsel untuk Formulir D-hasil telah sah ditandatangani dari proses rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara DPRD Provinsi Sulsel yang diterima dan diolah menggunakan metode ‘Sainte Lague’ sesuai diatur dalam Pasal 415 ayat 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang pemilihan umum.

Sebagai informasi pula hasil perolehan kursi untuk partai politik Pemilu 2024 khususnya DPRD Sulsel dimenangkan oleh NasDem dengan 17 kursi, disusul Partai Golkar 14 kursi, Partai Gerindra 13 kursi.

Sedangkan, PKB serta Partai Persatuan Pembangunan (PPP) masing-masing delapan kursi. Sedangkan Partai Demokrat dan PKS mendapat tujuh kursi . Partai Amanat Nasional (PAN) dan PDI-P merebut empat kursi sementara Partai Hanura hanya memperoleh satu kursi.

PDAM Makassar