kabarbursa.com
kabarbursa.com
banner 728x250

Dosen Inti Turatea Prediksi Pertumbuhan Ekonomi di Bulan Ramadan Meningkat

Dosen Inti Turatea Prediksi Pertumbuhan Ekonomi di Bulan Ramadan Meningkat
Dosen Pengajar Institut Turatea Indonesia, Mustaufiq.,S.IP.,SE.,M.Si.,MH. (Ist).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Dosen Pengajar Institut Turatea Indonesia (INTI), Mustaufiq memprediksi Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2024 akan mengalami peningkatan.

Hal itu berdasarkan dari sejumlah lembaga yang memperkirakan besaran pertumbuhan perekonomian Indonesia berada di kisaran 4,9 persen yang dicatat oleh World Bank.

Pemprov Sulsel

Sedangkan ADB dan IMF mencatat pertumbuhan perekonomian di indonesia sebesar 5,0 persen serta OECD sebesar 5,2 persen.

“Dengan catatan tersebut maka Proyeksi ini akan membawa angin segar di sektor pembangunan ekonomi secara makro,” ujar Mustaufiq.

Menurutnya, pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi bahkan sebaliknya pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.

Dimana Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan.

Bahkan, dalam suatu negara juga dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut.

Adanya pertumbuhan ekonomi ini merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi sebuah bangsa yang berdaulat.

Indikator pembangunan ekonomi memiliki acuan yang digunakan untuk menilai keberhasilan suatu negara dalam pembangunan ekonomi yang telah mengacu pada kumpulan variabel atau ukuran yang digunakan untuk mengukur, menganalisis kinerja ekonomi suatu negara, daerah, atau wilayah.

Sehingga Indikator tersebut memberikan ilustrasi tentang pertumbuhan ekonomi, stabilitas, distribusi pendapatan, kesejahteraan masyarakat, dan berbagai aspek penting lainnya yang terkait dengan pembangunan ekonomi,” jelas Opick.

Lantas, memasuki bulan Suci Ramadahan maka di prediksi akan terjadi lonjakan permintaan komuditas kebutuhan konsumsi oleh masyarakat.

Hal ini dipicu oleh daya konsumsi meningkat dan budaya serta kebiasaan sebahagian dari masyarakat menjadikan bulan ramadhan sebagai bulan berbagi.

Selain itu, hampir pasti munculnya pelaku sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) musiman menjadi salah satu pemicu pergerakan ekonomi mikro di tengah masyarakat.

“Jika potensi ini dapat di kelola dengan baik maka upaya pemabangunan dan pertumbuhan ekonomi secara makro akan terstimulasi dengan positif,” cetus Mustaufiq.

Disamping itu, arus mudik yang terjadi di awal dan penghujung Ramadhan dapat menjadi piranti pendukung dari sektor moda transportasi dalam menyumbang pergerakan ekonomi.

Olehnya yang mesti di jaga ialah, pola konsumsi yang berlebih oleh masyarakat akan memicu melonjaknya harga yang berdampak pada inflasi terhadap komuditi tertentu. Sebaliknya, jika daya serap rendah membuat nilai beli juga akan rendah dan akan berdampak pada deflasi pada sektor ekonomi.

Sehingga melalui Momentum Ramadhan kali ini, harus menjadi pemantik bagi pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dengan melakukan proteksi terhadap laju pergerakan ekonomi di tengah masyarakat.

“Seperti dengan melakukan operasi pasar melalui pasar murah guna menekan melonjaknya harga komuditas bahan pokok, memastikan distribusi pasokan bahan pokok yang lancar, dan menjaga ketersediaan stok yang cukup,”imbuhnya.

Jika pola antisipasi ini mampu dilakukan maka dipastikan bahwa bulan Ramadhan tahun ini akan menjadi bulan mubarak dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi pasca perhelatan pesta demokrasi 5 tahunan, pemilu yang berlangsung 14 Februari 2024 sebulan yang lalu. Marhaban yaa Ramadhan, Marhaban Syahrul Mubarak,” pungkas Mustaufiq.

PDAM Makassar