kabarbursa.com
kabarbursa.com
banner 728x250

Bank Indonesia Komitmen Jaga Distribusi Komoditas Pangan di Sulsel

Cuaca Ekstrem Jadi Ancaman Pengendalian Inflasi Sulsel 2024
Ilustrasi Inflasi (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mengidentifikasi tantangan utama dalam mengendalikan inflasi di wilayah ini pada awal tahun ini terletak pada sektor pangan, khususnya kenaikan harga beras.

Tidaknya penyerapan beras oleh masyarakat setempat diyakini menjadi penyebab utama ketidakstabilan harga komoditas ini.

Pemprov Sulsel

Deputi Kepala KPwBI Sulsel, Mohamad Abdul Majid Ikram, mengungkapkan bahwa stok beras di wilayah ini sebenarnya berada dalam kondisi surplus. Produksi beras pada bulan Maret 2024 telah kembali normal setelah mengalami penurunan pada dua bulan sebelumnya.

Namun, harga jual yang lebih tinggi di daerah lain membuat beras cenderung terserap ke daerah lain, bukan ke masyarakat Sulsel. Hal ini diduga menjadi penyebab utama inflasi di Sulsel pada kuartal I/2024.

“Inflasi pangan ini merupakan anomali. Produksi padi mengalami penurunan pada Januari-Februari, tetapi kembali normal pada bulan Maret. Seharusnya, meskipun menjelang Ramadan, dengan adanya panen dan beras impor, harga beras seharusnya turun. Namun, karena harga di luar lebih menarik, hasil panen kita lebih banyak terserap ke luar daerah,” ungkap Ikram.

Untuk mengatasi hal ini, Ikram menyebut pihaknha berkomitmen untuk mengawasi distribusi beras secara lebih ketat agar surplus beras dapat memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Pengendalian akan dilakukan dengan memperhatikan struktur pasar secara menyeluruh.

“Kami akan memantau apakah beras justru terserap oleh daerah lain. Ini yang akan kami awasi,” tegas Ikram.

Selain beras, BI juga akan memfokuskan pengendalian pada komoditas lain seperti cabai pada kuartal II/2024. Pasalnya, cabai juga memiliki andil yang cukup besar dalam inflasi setelah musim hujan berakhir.

Sebagai upaya pemantapan, lanjut ikram, pihaknha akan memacu program klaster ketahanan pangan pada kuartal kedua ini. Pemerintah Provinsi Sulsel juga akan didorong untuk memberikan solusi agar tetap dapat memproduksi komoditas pangan saat musim panen berakhir.

“Transisi dari kuartal I ke kuartal II cenderung lebih tenang. Namun, kami memproyeksikan bahwa pada kuartal IV/2024, inflasi dapat mengalami lonjakan, terutama dengan adanya pemerintahan baru yang lebih sedikit ekspansif. Pilkada juga akan mendorong permintaan, yang pasti akan mempengaruhi harga,” tambah Ikram.

PDAM Makassar