kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

HIV AIDS di Sulsel Capai 16.428, Risiko Penularan Didominasi LSL

banner 468x60

KabarMakassar.com — Berdasarkan data yang dirilis oleh Komisi Penanggulan AIDS Provinsi (KPAP) berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan Sulsel menyebut bahwa jumlah penderita HIV dan AIDS di Sulawesi Selatan mengalami peningkatan.

Hingga November 2022, data penemuan kasus secara kumulatif mencapai 16.428 kasus HIV dan 5.940 kasus AIDS.

Pemprov Sulsel

Sekretaris KPAP Sulsel, Muharram Sahude dalam siaran resminya mengungkapkan,

 kasus tahun 2021 data kasus HIV mencapai 1.490 dan AIDS sebanyak 391. Sementara hingga November 2022, kasus HIV itu mencapai 1.562 kasus dengan 275 kasus AIDS.

"Sebagaimana kita ketahui bahwa HIV dan AIDS ini seperti gubung es, yang nampak hanya sedikit dinpermukaan namun masih banyak yang belum terdeteksi. Maka dari itu, kolaborasi dengan semua pihak utamanya Dinas Kesehatan serta 24 Kabupaten/Kota di Sulsel sangat diperlukan," ujar  Muharram, dalam konferensi persnya, Kamis (22/12).

Jika melihat pergerakan kasusnya, artinya terjadi peningkatan 72 kasus HIV antara 2021 hingga 2022. Namun, dilain sisi terjadi penurunan angka pengidap HIV menjadi AIDS, yaitu turun 116 kasus.

"Artinya apa, kinerja kita untuk mendeteksi dan menemukan kasus baru bagus. Karena ini kan fenomena gunung es, diatas terlihat, dibawah tidak," tambahnya.

Berdasarkan faktor risiko penularan, kasus HIV dan AIDS masih didominasi oleh faktor Lelaki Seks Lelaki (LSL), yakni sebangam 30 persen, pasien TB 12 persen, pasangan risti 9,5 persen, waria 4 persen, ibu hamil 3,2 persen dan wanita penjaja seks 3 persen.

Tingginya penemuan kasus baru bukan berarti menunjukan kondisi yang buruk. Justru, angka itu memudahkan untuk penyaluran obat Anti Retro Viral (ARV) sehingga penularan bisa ditekan.

"Indikator lainnya, kita punya kinerja bagus. Kita bisa lihat dari data menurunnya AIDS. Artinya, kalau AIDS turun, itu berarti harapan hidup lebih baik dan potensi penularan kian kecil," sambungnya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel, dr. Rosmini Pandin menyebut, tingginya angka Orang dengan HIV (ODHIV) membuat Sulsel menempati posisi ketujuh di Indonesia.

"Tertinggi itu di Makassar 11.499 kasus, kemudian Palopo 619 kasus, Jeneponto 535 kasus, Parepare 488, Bone 436 dan Wajo 289," jelasnya.

Sementara daerah dengan kasus terendah di Sulsel yaitu Kabupaten Enrekang 33 Kasus, Barru 37 kasus, Takalar 68 kasus, Bantaeng 75 kasus dan Luwu Utara 77 kasus.

Secara kumulatif, perkembangan kasus HIV di Sulsel sejak 2005 hingga 2022 mencapai 16.428 dan 5.940 AIDS.

"Tak satupun daerah di Sulsel yang tak memiliki kasus HIV/AIDS. Meski demikian, upaya penanggulangan kini terus dilakukan guna menekan penularannya," tuturnya.

Berdasarkan data yang ada, jumlah penderita didominasi usia produktif dengan rentang usia 25-49 tahun 69 persen. Menyusul usia remaja antara 15-24 tahun 24 persen, usia 50 tahun 4 persen dan dibawah 15 tahun 3 persen.

"Berdasarkan jenis kelamin, penderita didominasi laki-laki 76 persen. Perempuan 24 persen," bebernya.

PDAM Makassar