kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Aksi Adu Jotos OTK-Damkar Warnai Proses Pemadaman Api di Jeneponto

banner 468x60

KabarSelatan.id — Aksi pemukulan oleh warga terhadap Petugas pemadam kebakaran (Damkar) Jeneponto, Sulawesi Selatan kembali terjadi.

Insiden itu terjadi saat petugas damkar berusaha memadamkan kobaran api yang membakar rumah milik Sahabuddin Daeng Tinggi di Jalan Karya, Empoang Kota, Kecamatan Binamu, Senin (18/7).

Pemprov Sulsel

Dari pantauan kabarselatan.id dilokasi, aksi saling dorong antara petugas damkar dengan warga yang belum diketahui identitasnya itu melakukan penganiyaan hingga adu jotos pun terjadi.

Beruntung aksi kekerasan itu dapat dilerai Petugas TNI-Polri bersama pemerintah setempat yang berada dilokasi tersebut.

Akibat aksi premanisme tersebut seluruh petugas damkar berhenti dan menolak melakukan proses pemadaman api hingga beberapa menit.

Alhasil, Personil TNI-Polri dan pemerintah setempat mencoba membujuk petugas damkar agar proses pemadam dapat dilakukan kembali agar api tak merembes ke rumah warga lainnya.

Kasat Pol PP dan Damkar Jeneponto, M. Nasuha membenarkan aksi pemukulan   yang menimpa anggotanya.

"Ya, tapi mungkin itu spontanitas. Biasa warga berlomba mengangkat selang untuk memadamkan api tapi tidak semudah itu,"ucapnya saat ditemui dilokasi oleh Kabarselatan.id

Bahkan ia mengaku kejadian ini kerap terjadi terhadap anggotanya apabila petugas damkar terlambat datang kelokasi.

"Biasa terjadi, biasa mobil dilempari batu, kadang batu sengaja disimpan ditengah jalan hingga aksi seperti ini terjadi," ungkapnya.

Namun kami cukup menyesal atas apa yang mereka lakukan terhadap anggota kami.

"Sungguh kami sangat menyayangkan aksi pemukulan tersebut. Namun kami juga tidak bisa salahkan mereka karena mungkin itu spontanitas padahal kami sudah berusaha semaksimal mungkin agar proses pemadaman cepat dilakukan,"cetus Nasuha.

Meski kerap terjadi, M Nasuha mengaku memahami hal tersebut.

"Itu kadang-kadang dilihat kondisinya. Seperti begini karena mungkin faktor emosional karena dia punya rumah dan panik. Tapi kita lihat dan tenangkan saja dulu. Teman-teman juga sedia kalau ada teman yang diperlakukan seperti itu," jelasnya. 

Dikonfirmasi terkait dihentikannya proses pemadaman yang dilakukan anggotanya saat pemukulan terjadi.

"Kalau memang ada yang punya rumah dan pihaknya menghalangi petugas lebih baik pulang. Untuk apa tinggal. Kalau seperti itu untuk apa tinggal lebih baik pulang. Cuma karena tugas apa boleh buat,"tegas Nasuha.

Menanggapi aksi penganiayaan terhadap anggotanya setelah identitas pelaku OTK terungkap. 

"Nanti kami lihat untuk bagaimana di musyawarahkan dengan baik artinya jangan ada pihak yang dikembangkan baik bagaimana kita bersinergi. Persoalan hal pemukulannya, apanya itu biasa saja tetapi kalau petugas disakiti ya pasti mempunyai aturan tersendiri,"terangnya.

Kendati demikian, pihaknya kerap kali melakukan pemanggilan terlebih dahulu apabila ada aksi penganiyaan.

"Ya, terkadang kita memanggil yang bersangkutan. Tapi dia datang minta maaf. Ya siapapun orangnya namanya emosional jadi tidak bisa itu. Kita petugas yang menyadari lagi. 

Namun ia kembali menegaskan apabila sudah melewati batas maka pihaknya siap mengambil langkah tegas. Akan tetapi sejauh ini pihaknya belum pernah melakukan proses hukum.

"Tapi kalau melewati batas. Ya apa boleh buat. Tapi selama ini belum pernah terjadi hal seperti itu,"pungkasnya.

PDAM Makassar