KabarMakassar.com -- Kita semua terhentak oleh kabar kelam dari negeri yang selama ini dikenal tenteram dan damai: Selandia Baru.
Seorang lelaki berusia akhir 20an tahun merekam aksi penembakan beruntun yang dilakukannya kepada orang-orang yang saat itu tengah berada di dalam Masjid bernama Christchruch.
Seperti Gereja, Masjid adalah sebuah lokasi peribadatan kaum pemeluk agama yang tak semestinya menjadi tempat untuk perbuatan yang lebih pantas disebut pembantaian.
Dari video, kita seolah “dipaksa” oleh pelaku untuk menyaksikan kekejamannya menyasar satu per satu manusia yang tidak tahu apa-apa tapi tewas seketika. Tak main-main, aksi itu menewaskan hampir 50 nyawa. Inilah aksi yang amat merendahkan martabat manusia.
Kita sedih bercampur marah atas kekejaman itu. Seperti dikatakan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, peristiwa ini akan menandai hari-hari paling gelap dan kelam dalam sejarah negeri Pasifik yang dikenal makmur dan subur itu.
Dari pengalaman sebelumnya, implikasi dari peristiwa semacam ini bisa membuat negara tempat terjadinya peristiwa memperkuat sisi kebijakan keamanan dan melemahkan ruang kebebasan sipil yang kerapkali menimbulkan diskriminasi berbasis ras, agama, dan asal-usul kebangsaan.
Memang mengkhawatirkan apabila peristiwa ini dimaknai secara negatif melalui retorika yang memecah-belah dari kalangan politisi-politisi sayap kanan yang anti kebebasan. Senator Frasser Anning dari negeri kanguru, misalnya. Senator negeri tetangga Selandia Baru dan Indonesia ini merilis pernyataan resmi yang berbau kebencian rasial dan agama. Ia menyalahkan masuknya imigran beragama Islam ke negeri Selandia Baru dan juga Australia.
Pertama, kita wajib mengingatkan siapa pun agar tidak ikut menyebarkan video kekejian tersebut. Kedua, kita mengutuk kekejaman pelaku dan menuntut pelakunya dihukum setimpal. Ketiga, kita mendesak para politisi dan siapa pun untuk tidak mengeksploitasi peristiwa ini dengan retorika kebencian yang akan semakin memperkeruh keadaan.
Kita juga mengapresiasi kesigapan Perdana Menteri Selandia Baru dan juga Presiden Republik Indonesia yang mengecam serta berkomitmen untuk memastikan pelakunya dihukum, dan peristiwanya tak berulang di kemudian hari.
Penulis: Usman Hamid
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi