PDAM Makassar

Mengenal Sosok Kalatiku Paembonan

Wansus (Part I)

Mengenal Sosok Kalatiku Paembonan

KabarMakassar.com  – Rantepao adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Rantepao juga merupakan ibukota Kabupaten Toraja Utara. Rantepao dikenal sebagai pusat budaya Suku Toraja yang sangat dikenal hingga Internasional.

Kabupaten Toraja Utara dipimpin oleh Kalatiku Paembonan,beliau bukan saja seorang birokrat tulen tetapi juga mantan aktivis di GMKI .  

Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai sosok seorang  Dr.Kalatiku Paembonan. Berikut Wawancara Khusus (Wansus) bersama  Upi Asmaradhana dengan Bupati Toraja Utara, Dr. Kalatiku Paembonan, M.Si Berikut kutipan wawancara khusus :

Bagaimana awal dan arti dari Kala itu ?

Kala itu dalam bahasa toraja kalau diterjemahkan menurut pemahaman orang tua beliau itu tau’tan atau keterkaitan. Kalau disebut Kalatiku disambung tau’tan artinya keseluruhan, jadi berkaitan bagaimana jaringan komunikasi dan kekeluargaan menyeluruh.

Kenapa bisa rumah jabatan ini tidak berpagar ?

Ini rumah jabatan tidak berpagar karena ini rumah rakyat, jadi rakyat bisa masuk keluar setiap saat dan kita tidak perlu mencurigai rakyat yang masuk ke rumah pimpinan sebagai sesuatu yang akan berbuat aneh-aneh karena pada dasarnya kehidupan ini sudah di atur oleh Tuhan dan kita tidak perlu ragu orang yang masuk di rumah jabatan ini pasti memiliki kepentingan untuk berkomunikasi dengan pelayannya.

Karena pada dasarnya gaya kepemimpinan yang saya terapkan adalah gaya kepemimpinan melayani rakyat dan sifat pelayan itu pertama keterbukaan, siap untuk selalu bersama dengan rakyat dan melaksanakan upaya-upaya untuk bisa mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh rakyat. Itu kepemimpinan melayani tidak membedakan orang dan benar-benar adil untuk semua rakyat.

Jadi sampai sekarang pagar itu tidak pernah dijaga juga yah ?

Sudah pernah mau dibuat setiap tahun tetapi saya bilang tidak usah, yang penting bagi kita itu adalah sebuah kerapihan, kebersihan dan pagar itu akan membuat kita seolah-olah dibatasi dengan rakyat.

Apa yang menjadi filosofi sehingga kepemimpinan Bapak itu terbuka dengan masyarakat?

Tujuan saya dari awal adalah terbuka dan dekat dengan masyarakat  Karena saya juga dalam waktu 24 jam itu mungkin lebih banyak berada di kantor dan di kecamatan-kecamatan, lembang-lembang . Lembang disini artinya desa karena penyelenggaraan pemerintahan desa kami itu berbasis budaya, jadi ada penghormatan diberikan pemerintah pusat pada Toraja , Minangkabau, Aceh, Papua untuk mengelola pemerintah berbasis budaya.

Memiliki gagasan luar biasa, tapi kadang ditanggapi lain oleh sekelompok orang, bagaimana dengan hal tersebut ?

Saya memahami karena bertahun-tahun kita berada dalam sebuah pengharapan dan pengharapan itu selalu tidak seperti  yang diharapkan dalam kenyataan. Saya datang dengan gagasan baru yaitu perubahan dan beliau ingin ada yang berubah dalam 1 periode disini. Dan benar tekad-tekad saya dari saat ke saat bahwa perubahan harus dirasakan, harus dilihat, harus dibuktikan oleh rakyat sehingga rakyat itu bisa mempercayai pemimpinnya.

Karena apa yang kita ucapkan, apa yang kita katakan itu dipegang oleh rakyat dan manakala kita tidak bisa memenuhi harapan itu pasti akan mendapat komplen dari rakyat, kecuali ada penjelasan-penjelasan, ada alas an-alasan yang masuk akal bagi mereka. Pada dasarnya rakyat itu tidak sama dengan kita. Saya juga selalu memposisikan diri sebagai rakyat, kalau jadi guru, petani  apa yang beliau  harapkan dari pemimpin sebagai bupati karena saya juga dalam latarbelakang keluarga itu sejak kelas 5,6 hingga sepanjang SMP mewakili keluarga dalam upacara adat di kampung tepat di tempat kelahiran orangtua beliau.

Jadi saya mendalami budaya Toraja itu, perilaku sebagai masyarakat Toraja dalam posisi menggantikan orangtua di upacara-upacara adat yang tiap saat berlangsung di daerah saya.

Jadi Bapak menerapkan budaya Toraja di kepemimpinan sekarang dan itu berhasil ?

Saya menyelenggarakan pemerintahan itu berbasis budaya terutama yang berada di lembang-lembang itu budaya harus terpelihara dengan baik, budaya yang mendorong, memajukan, memotivasi kita untuk setiap saat maju. Karena budaya Toraja itu adalah budaya visioner yang menginginkan setiap orang itu berarti bagi lingkungannya, orang bisa berarti kalau dia sungguh-sungguh mempersiapkan diri. Pertama, melalui pendidikan. Pendidikan di Toraja Utara sedari dulu itu dikenal orang sebagai pendidikan yang benar-benar bisa membentuk pribadi yang berkarakter, yang memiliki kemampuan tampil melayani dimanapun Tuhan tempatkan anak-anak Toraja itu.

Sekarang ini tercatat 4,5 juta pemuda-pemuda Toraja ada di perantauan, sudah ada juga yang tua-tua, pensiun dan mereka adalah pelaku-pelaku pembangunan di tempatnya masing-masing tidak berpikira berada diperantauan tetapi tampil untuk berupaya agar supaya diperhitungkan dan benar-benar ada gunanya berada disitu. Dan dengan demikian, kepercayaan di lingkungannya baik melalu kepemerintahan dimanapun dia dipercayakan itu harus berarti. Jadi keadilan-keadilan masyarakat Toraja di perantauan dalam catatan saya selalu mencari posisi-posisi yang berarti , berguna yang dirasakan, dilihat sebagai sebuah keteladanan melalui output-output yang setiap saat mereka hasilkan.

Sedari awal budaya kami melalui berbagai cerita-cerita rakyat.. Misalnya, ada tulang didi’. Tulang didi’ adalah seorang pemuda yang menggapai bulan jadi sebelum Neil Amstrong turun, dalam cerita orang Toraja itu orang Toraja sudah ada di bulan dalam legenda. Kehidupan Toraja dengan ayam jantan itu selalu terukir karena menggambarkan sebuah spirit, harus menyala, harus bertumbuh kembang dalam diri generasi muda Toraja untuk maju. Dan itu yang saya bangkitkan kembali, semangatkan kembali, terbukti saat saya masuk 2 tahun yang lalu, posisi kami dalam pendidikan menurut Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan posisi kami itu 18 dari 24 Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan. Saya menyadari bahwa ini sangat penting karena kami disini andalan utamanya adalah pendidikan, makanya kita mempersiapkan strategi untuk meningkatkan kembali semangat belajar itu.

Sumber : Channel upi_show

[Laurensia Maggie Picarima]

Penulis :

Editor :

Pemprov Sulsel
DPRD Kota Makassar
Pemkab Sinjai
Kabar Serupa :
Pertumbuhan Ekonomi Sulsel di Mata Bappeda Sulsel
Kabar Wawancara Khusus

Pertumbuhan Ekonomi Sulsel di Mata Bappeda Sulsel

24.02.2018 - 20:52
Cafe Ini Perkenalkan Board Games di Kota Makassar
Kabar Wawancara Khusus

Cafe Ini Perkenalkan Board Games di Kota Makassar

06.02.2018 - 20:38
PDAM Makassar Jamin 2018 Tambah Baik
Kabar Wawancara Khusus

PDAM Makassar Jamin 2018 Tambah Baik

06.02.2018 - 20:31
Penggeledahan Tanpa Kaidah Hukum Berdampak Trauma
Kabar Wawancara Khusus

Penggeledahan Tanpa Kaidah Hukum Berdampak Trauma

21.01.2018 - 00:00
Pelindo