KabarMakassar.com — Menjajaki pesona alam di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan tidak ada habisnya. Seperti halnya air terjun Buttu Sarasa di Dusun Loka, Desa Kaseralau, Kecematan Batu Lappa. Air terjun itu menjadi surga bagi kehidupan masyarakat sekitar.
Air terjun itu dikenal dengan nama Buttu Sarasa dengan tujuh tingkatan dan terdapat tiga kolam, serta ketinggiannya sekitar 100 meter dari permukaan. Selain airnya yang jernih dan dingin, Buttu Sarasa juga dikelilingi oleh berbagai macam pepohon sehingga suasananya sangat sejuk dan asri.
Air terjun Buttu Sarasa menjadi surga tersendiri bagi warga Dusun Loka. Pasalnya mata air dari air terjun tersebut menjadi sumber kehidupan bagi warga setempat. Selain dikonsumsi langsung, sebagian airnya mengaliri persawahan masyarakat setempat.
Untuk menuju ke air terjun Buttu Sarasa, pengunjung harus menempuh perjalanan menggunakan kendaraan roda dua maupun empat, sekitar 40 KM dari arah Kota Kabupaten Pinrang ke Dusun Loka.
Tak hanya itu, sampai di dusun Loka pengunjung harus rela berjalan kaki dari pemukiman penduduk ke tujuan sekitar 25 menit, melewati kebun dan sedikit hutan, karena akses kendaraan belum bisa sampai kesana.
“Air terjun Buttu Sarasa cukup unik, karena memiliki tiga kolam yang tersusun,” kata Abdul Rahim, salah satu pengunjung kepada KabarMakassar.com, Rabu (15/7).
Hanya saja kata dia, kolam ketiga di air terjun tersebut, cukup sulit untuk di jangkau karena bertebing dan harus menggunakan alat khusus.
“Kolam ketiga harus harus menggunakan alat khusus untuk memanjat, karena dikelilingi tebing,” ungkapnya.
Selain Air Terjun Buttu Sarasa. Kata Abdul Rahim, di daerah Loka, juga terdapat gunung atau biasa disebut warga setempat Puncak Buttu Pagolen. Letaknya bersebelahan dengan air terjun Buttu Sarasa sekitar 5 hingga 7 KM. Cocok dijadikan tempat berkemping, karena memiliki hamparan padang rumput cukup luas.
“Puncak gunung Buttu Pagolen. Kondisinya sangat dingin, pemandangannya sangat indah, bisa melihat langsung Kota Enrekang. Ketika malam hari cahaya lampu kota Enrekang bagaikan lampu tumbler,” ujar Rahim.
Terpisah, Pemerhati alam Pinrang, Rasyid Kaseralau, yang dikonfirmasi. Ia mengatakan air terjun Buttu Sarasa memang sangat indah dan asri.
Hanya saja kata dia, jika dibukanya akses wisata ke air terjun Buttu Sarasa, maka dikhawatirkan akan mencemari air yang ada disana. Karena warga setempat masih menganggap tempat itu, sebagai tempat yang sakral.
“Karena, warga Loka yang tinggal dibawa lereng gunung itu, menjadikan air minum langsung sekaligus air irigasi untuk persawahan warga,” kata Rasyid yang juga warga desa Kaseralau.
Rasyid menuturkan, air terjun tersebut hanya musiman, tidak seperti tahun 80an serapanya masih banyak. Ditahun 90an perna ada perusahan rotan yang masuk mengekploitasi pohon rotan yang ada disana, makanya sekarang serapannya airnya kurang.
“Jadi warga disana kurang sepakat jika tempat itu dikomersilkan. Kalau puncak Buttu Pagolen mungkin boleh untuk memperlihatkan keindahan Gunung yang ada di Batu Lappa,” ujar Rasyid.
Penulis : Rudi Hartono
Editor : Fritz Wongkar