KabarMakassar.com — Di tengah gemerlap kota Nijmegen, terdapat kisah inspiratif yang terukir dalam sejarah klub sepak bola NEC Nijmegen. Lahir dari semangat kelas pekerja, klub ini telah menempuh perjalanan yang penuh perjuangan untuk mencapai puncak sepak bola Belanda.
Awal mula sederhana klub ini bermula pada tahun 1900, ketika Eendracht, yang kemudian menjadi cikal bakal NEC Nijmegen, didirikan oleh August Lodenstijn, Antoon Kuypers, dan Wouter de Lent. Klub ini menjadi tempat bagi para pekerja kota yang tidak mendapatkan kesempatan di klub elit Quick 1888 karena status sosial mereka.
Perjalanan menuju liga profesional dimulai ketika Eendracht bergabung dengan liga lokal Nijmegen pada tahun 1903, dan meraih gelar juara secara langsung. Dua tahun berikutnya, mereka berhasil promosi ke divisi dua sepak bola Belanda. Pada tahun 1910, Eendracht bermerger dengan NVV Nijmegen, membentuk NEC, dan memasuki era profesionalisme.
Meskipun menghadapi tantangan di era 1920-an dan 1930-an, NEC akhirnya mencapai divisi satu pada tahun 1936. Tahun 1939 menjadi momen kejayaan dengan meraih gelar Timur pertama dan menduduki posisi ketiga dalam kompetisi playoff nasional.
Perang Dunia II membawa masa kelam, namun semangat NEC tetap berkobar. Setelah perang usai, mereka bangkit kembali dan meraih gelar Timur pada tahun 1946 dan 1947. Pindahnya NEC ke Goffertstadion pada tahun 1942 menjadi tonggak penting, menjadikannya rumah mereka hingga kini.
Di era modern, NEC Nijmegen telah menjadi anggota tetap Eredivisie sejak musim 2020-21. Meskipun belum pernah meraih gelar juara utama, mereka telah lima kali mencapai final KNVB Cup, termasuk pada tahun 2024.
Kemenangan telak 3-0 atas Excelsior Rotterdam pada tanggal 7 Mei 2024 menjadi bukti bahwa semangat juang NEC tidak pernah padam. NEC Nijmegen adalah kisah inspiratif tentang kegigihan, kerja sama, dan tekad untuk meraih mimpi, yang terus menginspirasi generasi muda untuk mengejar cita-cita mereka.
