KABARBUGIS.ID – Hampir sebulan bergulir, Polisi telah memeriksa 14 saksi dari kasus hilangnya 500 ton beras di gudang Bulog Pinrang.
“Sejauh ini sudah ada 14 saksi yang kita periksa,” kata Kepala Satuan Reskrim Polres Pinrang AKP Muhalis Haeruddin kepada KabarBugis.id, Selasa (6/12).
Hanya saja dalam kasus itu pihaknya belum menentukan berapa kerugian negara yang ditimbulkan dari hilangnya 500 ton beras Bulog Pinrang tersebut.
“Kita baru mau audit kerugian negaranya. Selain itu juga kami masih menunggu hasil audit dari internal Bulog sebagai pembanding,” terang Muhalis.
Sementara itu, Pimpinan Wilayah Perum Bulog Sulsel, Bakhtiar AS mengaku pihaknya telah menyerahkan sepenuhnya ke pihak kepolisian kasus hilangnya 500 ton beras di gudang Bulog yang ada di Bittoeng, Kabupaten Pinrang.
“Secara internal kita sudah selesai. Kasus ini sudah kitas serahkan sepenuhnya ke pihak kepolisian setempat. Termasuk kerugian negaranya, nanti coba tanyakan ke kepolisian setempat,” bebernya.
Sebelumnya dikabarkan, mantan pimpinan cabang pembantu Bulog Pinrang, Radytio W Putra Sikado angkat bicara terkait hilangnya beras 500 ton di gudang Bulog Bittoeng.
Radytio mengaku beras sebanyak 500 ton itu dipinjamkan ke mitra rekanan Bulog yakini Irfan pemilik CV Sabang Merauke Persada (SMP). Peminjaman beras itu dilakukan sejak awal agustus 2022, namun hingga saat ini pihak SMP belum membayar, hanya mengembalikan 40 ton dari 500 ton beras tersebut.
"Beras itu diambil oleh rekanan Irfan pemilik CV Sabang Merauke Persada awal agustus sesuai kesepakatan, beras itu dibayarkan setelah laku dengan tenggang waktu satu bulan," kata Radityo kepada KabarBugis.id saat ditemui, Rabu (23/11) di Pinrang.
Radityo mengatakan sesuai perjanjian harga yang diberikan ke Irfan sesuai harga KPSH atau ketersediaan pasokan dan stabilitas harga yakni Rp 8300 per kilogram.
"Namun hingga pertengahan september yang bersangkutan ingkar janji dan tak mau bayar. Kami masih menunggu itikad baik dari yang bersangkutan untuk bayar," jelasnya.
"Saya terlena dengan bujuk rayu Irfan. Saat itu saya kejar target KPSH. KPSH untuk Pinrang sendiri sebanyak 27000 ton," sambungnya.
Radityo tak menampik pemberian beras 500 ton tersebut ke rekanan tak sesuai prosedur. Ia menilai rekanannya itu sudah lama menjadi mitra Bulog Pinrang dan sudah terpercaya.
"Saya merasa sudah dirugikan dan ditipu oleh yang bersangkutan (Irfan). Dia janji akan ganti dengan beras baru, sampai saat ini ia ingkar janji," ungkapnya.
"Kami sudah melakukan penyitaan aset berupa sertifikat. Ternyata sertifikat itu bukan atas nama yang bersangkutan, melainkan atas nama orang lain. Parahnya sertifikat itu sertifikat tanah kosong bukan sertifikat pabrik gabah seperti yang disampaikan ke saya," tambahnya.
Sebelumnya dikabarkan Perum Bulog Sulawesi Selatan-Barat memecat Kepala Gudang Bulog Bittoeng, Lampa, Kabupaten Pinrang, Muhammad Idris. Tak hanya itu Pimpinan Cabang Pembantu Bulog Pinrang, Radytio W Putra Sikado ikut dimutasi akibat dugaan lenyapnya 500 ton beras di gudang tersebut.