KabarMakassar.com — Kegiatan Pink Talk Kenali dan Fahami Deteksi Dini Kanker Payudara kolaborasi antasa Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Lovepink diselenggarakan di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel). Upaya dilakukan melalui pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) dan pemeriksaan payudara klinis (Sadanis).
Agenda tersebut dihadiri oleh peserta yang datang secara langsung atau luring adapula melalui daring dengan bergabung melalui aplikasi via zoom.
Penjabat (Pj) Ketua TP PKK Sulsel, Ninuk Triyanti menyebut, berdasarkan data yang diperoleh dari tahun 2023, cakupan deteksi dini kanker payudara di Provinsi Sulsel masih rendah yaitu sebanyak 267.755 orang (7,9%) dari target yang ingin dicapai yaitu 70% dari jumlah penduduk sasaran yaitu perempuan usia 30 sampai dengan 50 tahun sebanyak 1.427.171 orang.
“Diharapkan bahwa kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam mendeteksi dini kanker payudara dengan metode Sadari dan Sadanis,” ujarnya pada Rabu (24/07).
Ia menyampaikan kepada seluruh peserta yang hadir secara luring maupun daring agar dapat bersikap berani untuk melawan penyakit tersebut.
“Tidak boleh takut sama penyakit, kita tetap harus manghadapi dan lakukan deteksi dini karena itu merupakan bentuk cinta pada diri kita sendiri,” tuturnya.
Merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan No 4 tahun 2019
tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, kegiatan deteksi dini kanker payudara dengan metode Sadanis merupakan salah satu layanan yang harus diberikan pada kelompok usia produktif.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Ishaq Iskandar mengatakan kanker payudara menjadi pembunuh nomor satu mengalahkan kanker serviks.
“Kita semua harus mendeteksi, agar tidak menjadi ganas. Karena sekarang ini sudah banyak survivor, sudah banyak yang bertahan hidup,” tukasnya.
Ishaq juga menyinggung terkait dengan Rumah Sakit Khusus Otak, Jantung dan Kanker Makassar yang sebentar lagi akan rampung.
“Nantinya, RS itu akan menjadi pusat kanker bagi seluruh Indonesia Timur. Akan ada alat-alat canggih disana,” imbuhnya.
Untuk kasus di Sulsel, kata Ishaq, ditemukan melalui Sadanis sekitar 18,8 persen dan Sadari yaitu sekitar 23,32 persen. Ia berharap kanker payudara ini dapat segera diturunkan melalui deteksi dini.