kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Pasca Debat Perdana Pilkada Lutim, Pengamat : Ketiganya Belum Ada Inovasi

Kabinet Besar Prabowo, Prof Sukri Tamma: Harmoni atau Ancaman?
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, Prof Sukri Tamma (Dok : Ist).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Usai debat perdana Pilkada Luwu Timur, pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Prof. Sukri Tamma, memberikan pandangannya terhadap kemampuan dan penguasaan isu dari masing-masing pasangan calon. Menurutnya, ketiga paslon masih belum memunjukkan adanya inovasi terbaru.

Dalam debat tersebut, dua mantan kepala daerah dengan pasangan masing-masing tampak lebih unggul dalam membahas isu-isu teknis, sementara pasangan Isrullah-Usman, dengan latar belakang pengusaha, masih berada pada tataran normatif dalam penyampaian.

Pemprov Sulsel

Menurut Prof. Sukri, pasangan Budiman dan Ibas berhasil mengaitkan berbagai isu dengan visi dan misi mereka, menunjukkan pemahaman mendalam mengenai masalah yang dihadapi Luwu Timur.

“Dua mantan kepala daerah tampak lebih menguasai isu teknikal, terutama saat membahas data-data penting terkait kebutuhan daerah,” jelasnya.

Namun, pasangan Isrullah-Usman tampaknya lebih menekankan pada pendekatan normatif, dengan usulan bagaimana seharusnya kondisi Luwu Timur ke depan.

Prof. Sukri menekankan bahwa infrastruktur dan pendidikan menjadi dua topik penting dalam debat, namun ketiga pasangan calon belum menunjukkan terobosan yang menonjol di bidang tersebut.

“Semua sepakat bahwa infrastruktur dan pendidikan itu penting. Namun, saya menunggu inovasi yang tidak hanya sekadar menambah apa yang ada, tapi juga menghadirkan hal baru yang benar-benar memastikan Luwu Timur maju ke depan,” ujar Prof. Sukri

Disisi lain, Sebagai satu-satunya pasangan yang berasal asli dari Luwu Timur, Prof. Sukri menyoroti peluang Isrullah-Usman dalam meraih suara, terutama dari warga lokal maupun pendatang.

Ia menilai bahwa pasangan ini berpotensi menarik suara lokal, namun tantangan utamanya adalah juga mampu menyasar pemilih pendatang yang kini mendominasi wilayah tersebut.

“Isu asli daerah bisa menjadi kekuatan, tapi pemilih pendatang juga perlu dipertimbangkan. Ini bisa berpengaruh, tetapi pasangan ini harus bisa menjaga objektivitas demi menarik suara dari berbagai kalangan,” paparnya.

Prof. Sukri menutup dengan menekankan pentingnya inovasi dan keberanian dalam terobosan baru bagi ketiga pasangan calon.

“Kalau hanya menambah atau memperbaiki yang sudah ada hanya membawa perubahan yang tak cukup besar. Sementara harapannya cukup besar memajukan luwu timur.apalagi, lutim merupakan kabupaten yang cukup kaya, aspek-aspek kelebihan lain belum dieksplore dalam visi-misi (masing-masing paslon),” pungkasnya.