KabarMakassar.com — Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Sulawesi Selatan (Sulsel), dijadwalkan berlangsung pada Agustus 2025 mendatang. Nama Ketua DPD II Golkar, Munafri Arifuddin diduga menjadi calon kuat di ajang yang penting untuk partai berlambang pohon beringin.
Dengan berakhirnya masa jabatan Ketua Golkar Sulsel periode 2020-2025, Taufan Pawe, sejumlah nama mulai mencuat sebagai calon kuat pengganti. Salah satu kandidat yang menjadi perhatian adalah Munafri Arifuddin, atau yang akrab disapa Appi.
Walikota Makassar terpilih ini, disebut-sebut sebagai calon terkuat untuk menakhodai Golkar Sulsel. Keberhasilannya memimpin Golkar Makassar dianggap menjadi modal besar dalam meraih dukungan di tingkat provinsi.
Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Pengembangan SDM Golkar Makassar, Arief Wicaksono, menilai kepemimpinan Appi telah membawa banyak perubahan positif.
“Pada Pemilu 2024, Golkar Makassar memperoleh suara terbanyak dan sukses meningkatkan kursi di DPRD. Ini semua berkat strategi Pak Appi,” kata Arif kepada wartawan, Sabtu (01/02).
Diketahui pada Pemilu 2024 kemarin, partai Golkar Makassar berhasil meraih enam kursi di DPRD, meningkat dibandingkan Pemilu 2019. Selain itu, total suara Golkar di Makassar mencapai 97.209 suara, menjadi yang tertinggi di antara partai politik lainnya.
Appi juga berperan besar dalam mempertahankan kursi Golkar untuk DPRD Sulsel Dapil Makassar A dengan suara pribadi sebanyak 29.802 suara.
“Appi mencatat kemenangan telak di Pilwalkot Makassar 2024 bersama pasangannya, Aliyah Mustika Ilham, dengan perolehan 319.112 suara atau sekitar 54,72 persen,” rincinya.
Kemenangan ini dinilai sebagai bukti daya tarik dan elektabilitas tinggi yang dimiliki Wali Kota Makassar terpilih Appi.
Meski demikian, Appi bukan satu-satunya nama yang mencuat. Sejumlah tokoh senior juga masuk dalam bursa pencalonan, seperti Ilham Arief Sirajuddin, Kadir Halid, dan Syamsuddin Hamid.
Sementara itu, Ketua Golkar Sulsel, Taufan Pawe mengatakan, setiap kader memiliki hak untuk maju mencalonkan diri, tidak ada larangan dalam Golkar bagi kadernya.
“Kalau ada yang ingin maju, silakan. Biarlah proses berjalan sesuai mekanisme,” ujarnya.
Pencalonan ketua partai Golkar ini, akan berjalan secara terbuka dan demokratis sesuai dengan AD/ART partai.