kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Istri Kades di Jeneponto Diduga Lakukan Pungli Bantuan Raskin Warga

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); <!--banner 120x600-->
banner 468x60

KabarSelatan.id Istri Kepala Desa Bulusuka, Kecamatan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto, Sulsel diduga melakukan praktek Pungutan Liar (Pungli) terhadap warga.

Pasalnya, warga dimintai uang senilai Rp 20 ribu jika ingin mendapatkan bantuan beras 10 kg yang telah didistribusikan Pemerintah pusat melalui Badan Urusan Logistik (Bulog) ke Kantor Desa Bulusuka.

Pemprov Sulsel

Salah seorang warga yang enggan disebutkan identitasnya mengatakan praktik pungli tersebut dilakukan melalui oknum dengan cara-cara kotor.

Mereka diperintahkan Ibu kades agar bantuan itu ditampung lalu meminta sejumlah uang kepada warga dengan dalih bantuan tersebut diantarkan.

"Warga langsung diarahkan ke rumah sang oknum mengambil beras dengan catatan harus membawa uang Rp 20 ribu per KPM dan dicatat," ungkapnya usai dikonfirmasi tim Kabarselatan.id, Minggu (19/06) malam.

Apabila ada yang berani menolak, maka sang oknum mengancam bakal menghapus nama warga dari keanggotaan KPM.

"Jika tidak mengeluarkan uang Rp 20 ribu maka diancam akan dikeluarkan dari Penerima Manfaat Bantuan Sosial," ucapnya.

Meski sudah diantarkan, warga tetap merasakan kekecewaan lantaran harus mengeluarkan biaya dibandingkan melalui Kantor Desa setempat.

"Jika diambil sendiri bensin setengah liter pun sudah cukup. Apalagi warga yang dekat tidak perlu mengeluarkan biaya apa pun. Seolah-olah bantuan tersebut bukan memudahkan melainkan menyulitkan warga," tuturnya.

Menanggapi hal itu, Nurmiati sang Istri Kepala Desa Bulusuka membantah tuduhan tersebut.

" Kan tadi mau dibagi beras, penyampaian saya kepada anggota janganki ada yang minta uang,"ujarnya dengan nada cemas.

Sementara itu, Kepala Desa Bulusuka Hamzah juga ikut membantah tuduhan yang dialamatkan kepada istrinya. "Sebenarnya ini beras tidak ada kaitannya ini dengan budes," cetus Hamzah.

Namun ternyata tuduhan itu malah tak sengaja diakui Hamzah sendiri dengan dalih tak ingin merepotkan warga.

"Cuman kasihan warga kalau toh sekarung 10 kilo dia ojek 10 ribu sampai 20 ribu. Makanya ada inisiatif saya ambilmi beras dikantor untuk semua kepala dusun. Tapi 2 dusun 1 titik," ucap Hamzah.

harvardsciencereview.com
https://inuki.co.id