KabarMakassar.com — Kepala OJK Sulselbar, Darwisman, menyatakan bahwa Sulawesi Selatan memiliki potensi besar di sektor pertanian, perikanan, dan peternakan yang tersebar di 24 kota/kabupaten.
Salah satu potensi unggulan yang terus dikembangkan adalah budidaya pisang cavendish. Program ini menjadi salah satu fokus Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Provinsi Sulawesi Selatan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis komoditas unggulan daerah.
Dalam upaya meningkatkan skala program budidaya pisang cavendish, berbagai pencapaian signifikan telah diraih, dan target yang lebih besar telah ditetapkan untuk tahun 2025. Darwisman menyebutkan bahwa sejak program ini diinisiasi, terdapat perkembangan positif yang signifikan, baik dari aspek lokasi budidaya, jumlah petani, luas lahan, hingga realisasi kredit.
Perkembangan Program Budidaya Pisang Cavendish
Berikut rincian perkembangan dari program tersebut:
1. Sebaran Lokasi Budidaya
Pada 2024, program ini mencakup 5 kabupaten, dan akan diperluas menjadi 15 kabupaten pada 2025.
2. Jumlah Petani
Dari hanya 56 orang petani pada 2024, jumlah ini ditargetkan meningkat signifikan menjadi 2.433 petani pada 2025.
3. Luas Lahan
Lahan budidaya juga mengalami ekspansi besar, dari 52,88 hektar di 2024 menjadi 2.433 hektar di 2025.
4. Jumlah Offtaker
Program ini terus didukung oleh dua perusahaan utama, yaitu PT CAP dan PT NSA, baik pada 2024 maupun 2025.
5. Jumlah Unit Keuangan (UK)
Pada 2024, program ini bekerja sama dengan 1 bank dan 2 perusahaan asuransi (PT PBD Sulselbar, Askrindo, dan Jamkrindo). Pada 2025, jumlah ini akan meningkat menjadi 3 bank dan 3 perusahaan asuransi, dengan tambahan BRI, Mandiri, dan Jasindo.
6. Jumlah Realisasi Kredit
Realisasi kredit program ini menunjukkan lonjakan luar biasa, dari Rp 5,28 miliar pada 2024 menjadi target Rp 237,28 miliar pada 2025.
Darwisman optimistis program ini akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan, khususnya melalui peningkatan pendapatan petani, perluasan lapangan kerja, dan optimalisasi potensi daerah.
“Dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan lembaga keuangan, kita bisa mewujudkan pengembangan yang berkelanjutan di sektor pertanian, khususnya untuk komoditas unggulan seperti pisang cavendish,” ujarnya.
Program pengembangan ini diharapkan dapat menjadi contoh sukses pemberdayaan ekonomi berbasis komoditas lokal sekaligus meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.
Untik informasi, pada tahun 2024, program ini telah menunjukkan pencapaian yang signifikan dengan melibatkan 52 petani di lima kabupaten melalui skema pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Luas lahan yang telah digarap mencapai 49,5 hektar, dengan plafon pembiayaan sebesar Rp 4,95 miliar.
Program ini diawali dengan peluncuran dan penanaman perdana di beberapa daerah Sulawesi Selatan. Penanaman pertama dilakukan pada April 2024 di Kabupaten Pangkep melalui KUR Bank Sulselbar. Kemudian, pada Maret 2024, PT Nusantara Surya Agro (NSA) turut melakukan penanaman di Kabupaten Gowa.
Kegiatan ini menjadi tonggak penting untuk menunjukkan komitmen semua pihak dalam mengembangkan budidaya pisang Cavendish di Sulsel.