kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Direktur Eksekutif IPI : Tiga Parpol Akan Bersaing di Pilgub Sulsel

banner 468x60

KabarMakassar.com — Menjelang Pilgub Sulsel 2024 mendatang, konstalasi politik semakin dinamis diperbincangkan khalayak publik.

Dimana dari pengamatan sejumlah pengamat politik seperti menurut Indeks Politik Indonesia (IPI), ada tiga parpol yang akan bersaing di Pilgub Sulsel mendatang yakni Golkar, NasDem dan Gerindra.

Pemprov Sulsel

Direktur Eksekutif Indeks Politika Indonesia (IPI) Suwadi Idris Amir mengatakan bahwa berdasarkan gambaran data riset saat ini Golkar, Nasdem maupun Gerindra berada di tiga besar bersaing untuk bisa memenangkan pemilu yakni Pileg dan Pilgub di sulsel.

"Pantauan kami pun bacaleg ketiga parpol tersebut rata-rata mumpuni diandalkan membantu target partai mereka karena di isi caleg-caleg yang berasal dari kalangan pengusaha dan politisi-politisi matang," pungkasnya, kepada kabarmakassar.com, Sabtu (28/1).

Menurutnya, Golkar, Nasdem dan Gerindra saai ini cukup berimbang elektoralnya dan tentunya kesiapan dan peluangnya.

"Untuk Pilgub Golkar Ada IAS yg punya kans. Nasdem ada RMS. Dan Gerindra ada AIA dan ketiga peluang cukup berimbang kedepan," bebernya.

Lain halnya Wali Kota Makassar dua periode Danny Pomanto, lanjutnya, bahwa harus dihitung sebagai figur potensial yang cukup mampu bersaing. 

"Asal gandeng pasangan tepat. Misalnya figur sekelas Adnan Purichita (Bupati Gowa) dan Indah Putri (Bupati Luwu Utara," tandasnya.

Manager Strategi & Operasional Lembaga Survei Jaringan Suara Indonesia (JSI), Nursandi Syam memiliki analisis bagi Gubernur Sulsel sang petahana.

Dimana menurutnya sedikitnya ada beberapa faktor atau tiga hal besar yang yang dimiliki Gubernur Sulsel petahana Andi Sudirman Sulaiman (ASS) dalam menghadapi kontestasi lima tahunan tersebut.

"Saya melihat peluang majunya ASS akan dipengaruhi tiga hal besar. Pertama, image dan kinerja pemerintahan. Kepemimpinan ASS kurang dari setahun lagi. Jika masa kepemimpinan ASS bisa dioptimalkan  image dan kinerja pemerintahan bisa bernilai positif," ucapnya.

Disamping itu, dia menyebut beberapa kontroversi selama ini menyelimuti Kepemimpinan ASS. Untuk itu, ASS perlu mengukur dan mengevaluasi efektifitas kepemimpinan dan kebijakannya. Apakah sejauh ini program dan kebijakannya diketahui dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat atau tidak. 

Jika, persepsi masyarakat terhadap kepemimpinan ASS cukup positif tentu akan menjadi modal politik ASS selaku petahana. 

Kedua, kekuatan electoral, majunya ASS juga akan dipengaruhi oleh posisi elektoralnya. Bagaimana tingkat pengenalan, penerimaan dan keterpilihannya. Jika dinilai kompetitif, ASS tentu akan kembali maju bertarung.

"Ketiga, keputusan pencalonan ASS di Pilgub 2018 lalu sebagai Cawagub Sulsel didominasi oleh dorongan dan sokongan sang kakak Andi Amran Sulaiman (AAS). Maka dalam menatap Pilgub Sulsel 2024, maju atau tidaknya ASS kembali akan ditentukan oleh restu AAS," katanya.

"Andai ASS memutuskan untuk maju kembali di Pilgub Sulsel 2018. Peluangnya untuk dilirik oleh parpol sangat terbuka," sambungnya.

Sementara itu, Arief Wicaksono pengamat politik dari Universitas Bosowa (Unibos) Makassar menuturkan bahwa dalam kompetisi pilkada, ASS sebagai petahana sangat punya peluang untuk mengkonsolidasikan kekuatan. Termasuk mengupayakan dukungan partai politik.

"Disisi lain, parpol juga tidak bisa memandang ASS sebelah mata karena sudah diketahui publik luas beliau adalah adik kandung mantan Mentan AAS yang punya jejaring luas juga," ujar Dekan Fisip Unibos itu.