kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Debat Pilgub: Danny-Azhar Nilai Pertanyaan dan Jawaban Andalan Hati Tidak Sesuai

Debat Pilgub: Danny Pomanto Nilai Pertanyaan dan Jawaban Andalan Hati Tidak Sesuai
Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel nomor urut 1, Danny Pomanto - Azhar (Dok: Atri KabarMakassar)
banner 468x60

KabarMakassar.com — Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) nomor urut 1, Moh Ramdhan Pomanto – Azhar Arsyad menilai jawaban rivalnya tidak sesuai pertanyaan yang dilayangkan, saat debat publik perdana yang digelar oleh KPU Sulsel.

Calon Gubernur Sulsel, Moh Ramdhan Pomanto mengatakan jawaban dari paslon nomor urut 2, Andi Sudirman Sulaiman – Fatmawati Rusdi tidak sesuai dengan pertanyaan yang diberikan oleh panelis debat publik, sehingga menurutnya debat perdana ini kurang terarah.

Pemprov Sulsel

“Alhamdulillah debat hari ini berlangsung dengan sangat baik. Walaupun barangkali perlu dikoreksi MC atau moderator kalau pertanyaannya dijawab tidak sesuai konteks, supaya terarah. Jangan dibiarkan yang ditanya lain yang dijawab lain. Sehingga insyaallah di debat akan datang diharap seperti itu,” kaya Danny sapaan akrabnya, usai debat publik perdana, Senin (28/10).

Adapun terkait data statistik yang dipaparkannya saat debat, merupakan data yang sesaui fakta. Pasalnya saat debat berlangsung pemaparan data oleh kedua paslon sangat berbeda.

“Soal fakta-fakta, kami dari awal berkomitmen akan menyampaikan fakta-fakta yang kami temukan di lapangan, ditemukan di statistik dengan fakta-fakta pengalaman yang kami alami,” ujarnya menegaskan.

Sementara itu, Azhar Arsyad menilai paslon nomor urut 2 juga tidak menjawab dengan penuh ketegasan dan keseriusan mengenai permasalahan yang ada di Sulsel.

“Ini kan agak lucu sebenarnya karena pertanyaan-pertanyaan itu kan dari panelis. Itu kan sebenarnya fakta yang ditemukan di lapangan. Jadi ketika beliau menjelaskan, menurut saya, seolah- olah itu tidak ada masalah. Padahal ini kan masalah yang harus dijawab,” cetusnya.

“Yang kedua, kenapa menjadi penting seperti yang dibilang pak Danny tadi bahwa pertanyaan harus dijawab karena ini kan political education. Ini pendidikan politik. Ini ruang sebenarnya. Publik membaca ruang untuk mengedukasi publik bahwa pemimpin itu butuh ketegasan, keseriusan, jawaban yang tegas dan seterusnya,” sambungnya.

Azhar menjelaskan bahwa pertanyaan dan jawaban yang tidak sesuai yang dia maksud, ketika paslon nomor urut 2 ditanya terkait pendidikan, dimana paslon tersebut menjawab terkait keberhasilannya saat menjadi Gubernur di Sulsel.

“Misalnya saya tanya soal pendidikan, kan saya ini sebenarnya mengapresiasi soal jumlah anak SMA yang diterima perguruan tinggi. Tapi menurut saya, bukan itu masalahnya. Saya hanya bertanya soal disparitas banyaknya anak-anak kita di desa yang tidak bisa bersekolah, tidak punya kesempatan untuk menikmati pendidikan,” terangnya.

Selain itu, Azhar juga mengkritik terkait pernyataan paslon nomor urut 2 yang mengklaim telah membangun smart school dan akan melanjutkan program tersebut. Namun, menurutnya program tersebut dinilai hanya dinikmati oleh para pelajar yang ada di kota sedangkan di pelosok kemungkinan belum bisa menikmati.

“Misalnya di gunung di Bakaru, ada beberapa SMP tapi tidak ada SMA. Kenapa selalu cerita soal smart board itu. Smart board itu anak-anak kaya yang menikmati. Itu kan sekolah-sekolah di kota,” pungkasnya.