KabarMakassar.com — Bupati Maros Chaidir Syam bersama Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Shodiqin, melaunching sekolah lansia As-Sabiqat dan sekolah lansia Melati, di Gedung Baruga B Kantor Bupati Maros, Kecamatan Turikale, Rabu (11/12).
Selain melaunching sekolah lansia, juga digelar wisuda sekolah Lansia Lantang Salewangang. Sebanyak 16 orang lansia diwisuda layaknya mahasiswa di perguruan tinggi.
Bupati Maros Chaidir Syam mengatakan para lansia yang diwisuda telah menyelesaikan proses belajar selama 7 bulan.
“Mereka yang diwisuda telah mengikuti pembelajaran sesuai dengan kondisi masing-masing, dan gelarnya adalah Sarjana Lansia (SL),” katanya.
Program ini merupakan bagian dari upaya Pemkab Maros untuk menyediakan pendidikan bagi lansia. Saat ini, sudah ada empat sekolah lansia yang beroperasi di Maros.
Sementara Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Shodiqin, menjelaskan kurikulum yang diterapkan memiliki durasi yang bervariasi, mulai dari 6 bulan hingga 1 tahun, dengan minimal 12 kali pertemuan.
Program ini melibatkan berbagai aspek pembelajaran, antara lain agama, lingkungan, dan olahraga.
“Program pendidikan ini lebih kepada silaturahmi dan menjaga interaksi sosial di kalangan lansia. Bukan sekadar mengajarkan membaca atau menulis, tetapi lebih kepada membangun komunitas yang sehat dan aktif,” ujarnya.
Shodiqin menambahkan jenjang pendidikan yang ditawarkan pun berjenjang. Mulai dari S1 hingga S3.
Bahkan, para peserta yang mencapai tingkat pendidikan S3 dapat menjadi pengajar untuk peserta lainnya.
Ketua Pokja Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia dan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga, Ariani Hamsir, mengatakan peserta sekolah lansia ini harus berusia minimal 60 tahun.
Program ini tidak dipungut biaya, dan pengajarnya berasal dari berbagai sektor, seperti dinas pendidikan, psikologi, kesehatan, dan olahraga.
“Program ini bertujuan untuk mengisi waktu lansia agar mereka tidak merasa bosan atau terisolasi di rumah. Kami juga berharap dapat menciptakan komunitas yang saling mendukung antar sesama lansia,” pungkasnya.
Salah satu wisudawan, Muhammad Nur (75) mengaku belum pernah mengenyam pendidikan formal sebelumnya.
Ia merasa sangat puas dengan ilmu yang didapatkan selama mengikuti program sekolah lansia.