KabarMakassar.com — Kepala Badan Kepegawaian dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Daerah (BKPSDMD) Kota Makassar, menanggapi video yang tengah beredar di media sosial, yang diduga menunjukkan Lurah Daya, Nur Alam, memaksa anak buahnya untuk mendukung salah satu pasangan calon dalam Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar yang akan digelar pada November mendatang.
Dalam video yang beredar tersebut, Nur Alam diduga mengarahkan bawahannya untuk memilih pasangan calon tertentu, tindakan yang dianggap melanggar asas netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN).
Menanggapi hal ini, Kepala BKPSDMD Kota Makassar, Akhmad Namsum menyatakan bahwa pihaknya sudah mengetahui adanya laporan tersebut dan tengah menunggu proses lebih lanjut dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
“Itu sementara diproses oleh Bawaslu, kami belum menerima laporan resmi, baru sebatas berita yang kami dapat. Namun, kami akan bertindak cepat dengan memanggil yang bersangkutan untuk dimintai klarifikasi,” ujarnya, Senin (07/10).
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa hingga saat ini, ASN di lingkungan Pemerintah Kota Makassar secara umum masih menjaga netralitas dengan baik, dan pihaknya akan terus memantau serta menindak tegas pelanggaran jika terbukti ada ASN yang melanggar aturan netralitas.
“Sampai hari ini, di Pemkot Makassar, alhamdulillah, semua ASN bisa menjaga netralitas itu dengan baik. Kami harap situasi ini tetap kondusif hingga Pilwalkot selesai,” tambahnya.
Kasus dugaan pelanggaran ini akan menjadi perhatian serius bagi BKPSDMD Kota Makassar, khususnya dalam menjaga integritas ASN selama proses pemilihan berlangsung.
Sementara, Lurah Daya Kecamatan Biringkanaya, Nur Alam membantah video viral berisi imbauan untuk memilih calon walikota Munafri Arifuddin-Aliah di Pilwalkot Makassar 2024.
Nur Alam membantah suara tersebut adalah miliknya. Ia mengaku kaget namanya terseret dalam video yang beredar luas tersebut.
Menurutnya, tempat yang ada dalam video tersebut bukan di kantor Lurah. Desain di kantor Lurah Daya , tidak seperti yang ada dalam video yang beredar.
“Tidak benar sama sekali. Itu bukan di kantor lurah, kantor lurah tidak ada teralisnya, coba dicek sendiri,” singkatnya.