KabarMakassar.com– Kabupaten Maros mencatat sejarah baru dengan menyepakati Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025 sebesar Rp1,6 triliun, angka tertinggi sepanjang sejarah. Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan dalam rapat paripurna di Ruang Rapat DPRD Maros, Jumat (29/11).
Bupati Maros, Chaidir Syam, menyatakan bahwa APBD 2025 mengutamakan tiga sektor prioritas, yaitu pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Ketiga sektor ini mendapatkan alokasi anggaran terbesar guna mendukung pembangunan yang merata dan berkelanjutan di Maros.
Fokus Utama: Pendidikan dengan Anggaran Rp470 Miliar
Sektor pendidikan mendapatkan porsi terbesar, yakni Rp470 miliar, mencakup berbagai program unggulan. Chaidir menegaskan bahwa pendidikan menjadi prioritas utama, termasuk mengakomodasi kebijakan nasional mengenai kenaikan gaji guru.
“Sebagian anggaran pendidikan sudah disiapkan untuk kenaikan gaji guru sesuai kebijakan Presiden Prabowo Subianto. Namun, kami masih menunggu petunjuk teknis (juknis) untuk implementasinya,” ujar Chaidir.
Selain itu, anggaran pendidikan juga mencakup:
- Tambahan insentif bagi guru di wilayah pelosok.
- Rehabilitasi 30 sekolah yang kondisinya memprihatinkan.
- Pengadaan seragam gratis untuk siswa SD dan SMP.
- Penambahan sarana pendukung untuk mempermudah proses belajar mengajar.
Penguatan Infrastruktur: Rp160 Miliar Dialokasikan
Untuk sektor infrastruktur, Pemkab Maros mengalokasikan Rp6,7 miliar guna memperbaiki layanan air bersih di Kecamatan Bontoa, yang selama ini menjadi sorotan warga.
Selain itu, ada alokasi Rp5,4 miliar untuk perbaikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Bantimurung, serta Rp1 miliar untuk program pompanisasi.
“Pembangunan infrastruktur tidak hanya soal jalan dan jembatan, tetapi juga mencakup kebutuhan dasar, seperti air bersih. Kami ingin memastikan semua warga mendapatkan akses yang layak,” jelas Chaidir.
Sektor Kesehatan: Perkuat RSUD Camba
Di sektor kesehatan, Pemkab Maros mengalokasikan Rp240 miliar, termasuk anggaran khusus Rp11 miliar untuk melengkapi fasilitas dan alat kesehatan di RSUD Camba.
“RSUD Camba akan menjadi pusat layanan kesehatan yang representatif bagi masyarakat di wilayah pelosok. Kami ingin memastikan masyarakat mendapatkan pelayanan medis yang optimal,” imbuh Chaidir.
Antisipasi Darurat: Belanja Tak Terduga Meningkat
Selain itu, anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) dinaikkan dari Rp3 miliar pada 2024 menjadi Rp6 miliar pada 2025. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi kondisi darurat atau kebutuhan mendesak di masa mendatang.
“Peningkatan BTT ini adalah bentuk kesiapsiagaan kami dalam menghadapi situasi tak terduga, seperti bencana atau kondisi darurat lainnya,” kata Chaidir.
Dengan alokasi anggaran terbesar sepanjang sejarah Maros, Chaidir optimistis APBD 2025 akan menjadi motor penggerak pembangunan yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
“Kami berkomitmen memanfaatkan anggaran ini sebaik-baiknya demi peningkatan kualitas hidup warga Maros. Ini bukan hanya angka besar, tetapi juga tanggung jawab besar,” tutup Chaidir.