kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Antisipasi Konflik Sosial Jelang Pemilu 2024, Brigjen TNI Nur Salam: Prajurit dan Masyarakat Perlu Dibekali ‘Keamanan Berpikir’

banner 468x60

KabarSelayar.id – Dinas Pembinaan Mental Angkatan Darat saat ini sudah berusia 77 tahun pada 25 Mei 2023 dan saat ini sudah tercatat sebanyak 15 kali pergantian kepala dinas. Pada tahun 1978 hingga 1981 dijabat oleh Brigjen TNI Mohamad Sapingi, kemudian pada tahun 2022 hingga sekarang jabatan tersebut diemban oleh Brigadir Jenderal TNI Nur Salam. 

Sebagai Kepala Dinas Pembinaan Mental Angkatan Darat (Kadisbintalad) ke 15, Brigjen TNI Nur Salam menyampaikan bahwa pihaknya terus berupaya menggali semangat Jendral Sudirman, untuk mengasah aspek spiritualitas sebagai landasan pergerakan dan pola pikir yang hakiki.

"Saat ini DISBINTALAD tengah mempersiapkan kurikulum baru untuk membekali prajurit dan masyarakat untuk memiliki “keamanan berpikir”, agar mampu memilah dan memilih berbagai informasi dan tawaran ambigu di masa depan, khususnya jelang pesta demokrasi mendatang," ungkap Brigjen TNI Nur Salam yang merupakan salah satu putra terbaik Selayar, pada Sabtu, (10/06/2022). 

Lebih lanjut Brigjen Nur Salam mengungkapkan bahwa Program Keamanan Berpikir terdiri dari 4 program yaitu:  Keamanan berpikir itu sendiri, Menjadi warganegara yang baik, Berpikir moderat dalam beragama, Anti Radikalisme, Terorisme dan Intoleran. Program ini dipersiapkan atas dasar keprihatinan terhadap kondisi sosial politik saat ini yang sangat rentan terhadap perpecahan dan konflik horizontal. 

Persoalan keamanan harus selalu menjadi prioritas pertama bagi setiap warga negara, bukan hanya keamanan dalam arti fisik namun juga dalam pola pikir. Kendati tingkat pendidikan di masing-masing daerah berbeda, kekuatan spiritual keagamaan seyogyanya melahirkan pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

“Di era informasi terbuka saat ini seseorang atau sekelompok orang dapat mengklaim egonya sebagai yang “paling”, sehingga cenderung mudah untuk menghujat, menghasut, menghakimi bahkan memfatwakan persoalan haram, halal dan kekafiran. Persoalan gaya busana saja dapat menjadi pemicu perdebatan. Oleh karena itu, keamanan berpikir sebagai warga negara menjadi sangat penting, agar mereka mampu menerima perbedaan, mampu berpikir moderat dalam menghormati sesama umat beragama serta mampu membentengi diri dari paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945,” ungkap pria kelahiran Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan ini.

Sebagai mantan Wakil Asisten Komunikasi Elektronika Panglima TNI pada tahun 2021, Brigjen Nur Salam juga mengingatkan agar segenap pihak waspada terhadap adanya upaya-upaya penggembosan ideologi yang mengancam kesatuan NKRI. Generasi muda perlu membentengi diri dengan cara mengasah keutuhan berpikir dan bergerak maju sesuai dengan hati, beramal ibadah sesuai agama yang diyakini serta direkatkan dengan lima sila yang telah tercantum dalam Pancasila.

“Berpikir, beribadah dan bergerak dalam komunitas harus sinkron dan sejalan, jangan terpisah-pisah. Misal, agamanya ajarkan kebaikan, namun pemikiran dan komunitas yang diikuti radikal. Itu tidak sinkron dan pasti akan merugikan diri sendiri” tambah Kadis Bintalad. 

Walaupun silabus program “Keamanan Berpikir” tersebut baru dilakukan secara masif pada tahun 2024, namun saat ini Dinas Pembinaan Mental Angkatan Darat tengah mempersiapkan pembentukan kader sebagai mentor melalui kegiatan pelatihan tatap muka dan edukasi secara online, tutupnya. 

Sekedar diketahui bahwa, Sejarah terbentuknya Dinas Agama dalam Tentara Nasional Indonesia yang saat ini menjadi Dinas Pembinaan Mental Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat. Kemudian setiap tahunnya diperingati sebagai hari lahirnya Pembinaan Mental Angkatan Darat.

Hal tersebut tidak terlepas dari moment pengambilan sumpah Jenderal Sudirman pada tanggal 25 Mei 1946 sebagai Panglima Besar Tentara, saat itu beliau mengatakan bahwa "Pendidikan Agama dalam Angkatan Perang Republik Indonesia merupakan hal yang tidak boleh ditinggalkan".

Dari penuturan Jenderal Besar Sudirman itu menegaskan pentingnya pendidikan agama dalam setiap perjuangan, terutama bagi para prajurit TNI yang telah meletakkan komitmen jiwa raganya untuk keutuhan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.