KabarSelatan.id — Seorang aktivis nyaris tewas usai ditikam seorang anak Kepala Desa di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Kanit Reskrim Polsek Binamu, Bripka Supardi membenarkan bahwa peristiwa tersebut terjadi sekira pukul 04.50 Wita. Senin dini hari.
"korbannya Henri atau yang dipanggil Jatong Jalarambang (24). Sementara pelaku Khairun Alfisyarin alias Arin (30)," ujarnya melalui keterangan tertulisnya Ke KabarMakassar.com
Menurut Supardi, insiden itu berawal saat pelaku melintas didepan cafe di Jalan Lingkar, Kelurahan Sidenre, Kecamatan Binamu, sekitar pukul 00.30 Wita.
Lalu pelaku dipanggil dan diajak ke pesta miras oleh teman (Dadang). Saat itu pula, korban dan pelaku berada dimeja yang sama. Setelah itu, pelaku minta pamit ke rumah kostnya.
Tak berselang lama, pelaku yang masih berada didepan kosnya dipanggil korban ke pesta miras. Namun pelaku menolak ajakan tersebut. Agar pelaku ikut, korban punmembujuk hingga akhirnya pelaku setuju.
"Jatong mengatakan " Kaudi Rewa Duduko (Kamu berani sekali)," kata Bripka Supardi.
Mendengar hal itu, teman (Edo) menegur Jatong sedangkan pelaku pergi. Tak lama Jatong dan rekannya mengejar pelaku dengan sepeda motor.
Arin pun bingung dan meloncat dari atas motornya sambil meminta pertolongan.
"Pelaku dilempari batu dan dipukuli balok pada punggungnya sambil Jatong berkata Kubonoko ko**(saya bunuh kamu an**," ucapnya.
Alhasil, pelaku berhenti dan berbalik arah memburu korban hingga terjatuh.
"Korban ditikam dan sempat ditangkis sehingga korban mengalami luka terbuka pada telapak tangan kiri," jelasnya.
Usai melukai korban, pelaku melarikan diri sementara korban dilarikan ke RSUD Lanto Daeng Pasewang.
"Pelaku ditangkap saat bersembunyi di atap rumah warga lalu di bawa ke Polsek Binamu," pungkas Bripka Supardi.
Hanya saja, pernyataan korban dengan pelaku sangat jauh berbeda. Dimana, korban membantah pernyataan pelaku yang disampaikan kepolisi.
Menurut Jatong, saat itu ia hanya melihat pelaku sedang muntah, tanpa diketahui, korban dibuntuti dari belakang hingga menghadang dan mengatakan sesuatu kepadanya.
" Ah kurang ajar kenapa kau lihat-lihat tadi kah?" katanya usai dikonfirmasi kabarselatan.id di RSUD Latopas, Senin (28/11) malam.
Setelah itu, Ia meminta maaf ke pelaku. Bahkan dua kali. Namun kata maaf itu tak diterima pelaku. Dengan spontan, pelaku turun dari motor dan adu mulut.
Setelah itu, pelaku terus memaki dirinya dengan nada keras.
"Eh, kurang ajar, dia kata-kataika terus, tapi saya tidak ini (melawan) sebab, saya tidak tahu kesalahanku apa? Saya belum tahu apa masalahnya," sambungnya.
Lalu Jatong bertanya, masalahnya apa? Lantas, pelaku berkata 'Eh kau kurang ajar sambil menarik badiknya.
"Dia tarik badiknya yang ditaruh di bagian pinggang kanannya lalu menghantam dada kiri. Lalu saya katakan, maksudnya? Kurang ajar,balas pelaku. Dia hantam lagi untuk kedua kalinya sehingga saya tangkis," jelas Jatong.
Akibat menahan serangan itu, Jatong mengalami luka sayatan pada telapak tangan kirinya.
"Telapak tangan saya tersayat karena menahan badik yang diarahkan dua kali ke dada saya. Setelah itu saya lalu berteriak dan dilarikan ke rumah sakit," terangnya.
Parahnya lagi, Jatong mengaku sama sekali tak mengenal pelaku.
"Memang saya tidak kenal dengan ini orang, saya tidak tahu kampungnya, namanya siapa, pertama ketemu itu malam," tutupnya.