KabarMakassar.com — Sebanyak 37 jiwa dari 9 kepala keluarga (KK) korban kebakaran mengungsi di halaman Kantor Kelurahan Binturu.
Sebelumnya kebakaran menghanguskan rumah kos dan 1 unit rumah permanen di jalan Ahmad Razak, pada Selasa, 1 Februari 2022 lalu.
Diketahui dari 8 KK berasal dari Kupang, Nusa Tenggara Timur yang sedang bekerja sebagai buruh di Kota Palopo, sementara 1 KK adalah warga setempat yang juga menjadi korban kebakaran.
Para korban mulai mendapat bantuan dari sejumlah pihak, salah satunya dari Polres Palopo, yang membawakan bantuan berupa sembako dan perlengkapan tidur.
"Hari ini kita berikan bantuan kepada saudara-saudara kita yang ditimpa musibah kebakaran Selasa, 1 Februari 2022 kemarin. Hari ini kami bersama Bhayangkari Polres Palopo membawa sembako dan perlengkapan tidur yakni kain sarung,” kata Kapolres Palopo, AKBP Muhammad Yusuf Usman, Rabu (02/02).
AKBP Yusuf mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya masih menyelidiki penyebab kebakaran tersebut dan dugaan sementara yakni akibat korsleting listrik.
“Tim kami sementara masih melaksanakan proses penyelidikan namun dugaan sementara akibat arus pendek listrik dan itu masih didalami,” ungkapnya.
Sementara itu, Lurah Binturu, Rajusman mengatakan, kebutuhan pengungsi berupa makan dan minum untuk beberapa hari kedepan cukup aman.
“Kalau melihat kondisi saat ini dan adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk beberapa hari kedepan cukup aman, disini juga kami menyediakan dapur, air bersih dan tempat mandi,” ujar Rajusman.
Meski sudah mendapat bantuan, namun para pengungsi masih membutuhkan pakaian termasuk perlengkapan bayi dan anak-anak.
Maria Bikepi (39) korban kebakaran yang mengungsi di tenda pengungsian mengatakan saat terjadi kebakaran tak satupun pakaian mereka yang bisa diselamatkan.
“Sudah 2 hari kami ditampung di sini, bantuan sudah ada. Namun kami membutuhkan pakaian terutama pakaian dalam. Anak-anak kami juga butuh perlengkapan bayi dan anak-anak, karena kami disini ada 3 bayi dan 2 anak-anak yang membutuhkan bantuan, adapula 2 orang mahasiswa,” tutur Maria.
Maria menambahkan saat terjadi kebakaran di kos, ia dan teman-temannya sedang duduk minum kopi di depan kos. Tiba-tiba terlihat api berasal dari atas atap rumah yang membuat mereka panik dan berlarian.
Saat berlari ia sempat dijatuhi percikan api yang membuat lengan kirinya mengalami luka bakar.
“Apinya dengan cepat meluap dan membakar rumah, semua sudah terbakar, kami hanya pasrah dan menyelamatkan diri sambil berdoa, lengan kiri saya sempat kena percikan api hingga luka,” pungkas Maria.