KabarMakassar.com — Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara (Kanwil DJP Sulselbartra) mencatatkan penerimaan pajak di Sulawesi Selatan (Sulsel) sebesar Rp5,09 triliun dari Januari hingga Mei 2024.
Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 1,01% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp5,05 triliun.
Kepala Bidang Data dan Pengawasan Potensi Perpajakan Kanwil DJP Sulselbartra, Soebagio, menjelaskan bahwa penerimaan pajak terbesar disumbangkan oleh Pajak Penghasilan (PPh) yang mencapai Rp3,12 triliun.
Penerimaan PPh ini tumbuh 9,78% dibandingkan Mei 2023. Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan setoran PPh 21 yang sejalan dengan perkembangan sektor-sektor penopang dan adanya pembayaran non-rutin.
Namun, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN dan PPnBM) mencatatkan realisasi sebesar Rp1,87 triliun, tetapi mengalami kontraksi cukup dalam sebesar 12,05% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan ini disebabkan oleh melambatnya aktivitas ekonomi di sektor konstruksi dan pertambangan, serta turunnya harga beberapa komoditas seperti nikel dan kelapa sawit, yang berdampak besar pada penerimaan PPN.
“Penurunan penerimaan pada dua sektor tersebut menyebabkan realisasi PPN Dalam Negeri turun 11,9%. Selain itu, kegiatan impor pada wajib pajak sektor konstruksi yang menurun juga menyebabkan PPN Impor mengalami kontraksi 1,6%,” jelas Soebagio, Senin (22/07).
Sementara itu, realisasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P5L) hingga Mei 2024 mencapai Rp27,47 miliar, mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 1.196%. Pajak lainnya juga tumbuh 6,68% dengan realisasi sebesar Rp64,23 miliar.
Soebagio menambahkan bahwa sektor usaha dengan penerimaan terbesar hingga Mei 2024 di Sulsel masih didominasi oleh sektor perdagangan dengan realisasi Rp1,26 triliun.
“Diikuti oleh sektor administrasi pemerintahan sebesar Rp878 miliar, jasa keuangan dan asuransi sebesar Rp571 miliar, pertambangan sebesar Rp461 miliar, serta industri pengolahan dengan realisasi Rp461 miliar,” tutupnya.