kabarbursa.com
kabarbursa.com

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Berikut Harganya di Bank

Rupiah Tak Berdaya Usai Rilis Data AS dan Penurunan BI-Rate
Ilustrasi Rupiah (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Pada perdagangan hari ini, Senin (22/07) nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 42 poin atau 0,26% ke level Rp16.233 per Dolar AS pada pukul 09.05 WIB. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,05 poin atau 0,05% ke 104,35.

Pada akhir pekan lalu, yaitu pada perdagangan terakhir, Jumat (19/7) kemarin,rupiah ditutup di level Rp16.191 per dolar AS atau turun 0,22%. Indeks dolar juga mencatatkan penguatan sebesar 0,17% ke posisi 104,060.

Hari ini, nilai tukar rupiah diprediksi akan berfluktuasi namun cenderung ditutup melemah di rentang Rp16.180 – Rp16.240, seiring meningkatnya optimisme terhadap penurunan suku bunga di AS.

Kurs Rupiah di Beberapa Bank
Berikut adalah kurs rupiah terhadap dolar AS di beberapa bank yang diambil dari laman resmi perbankan:

Bank BRI
– E-Rate
– Kurs Beli: Rp16.215,00
– Kurs Jual: Rp16.240,00

– TT Counter
– Kurs Beli: Rp16.115,00
– Kurs Jual: Rp16.365,00

Bank Mandiri

– Spesial Rate
– Kurs Beli: Rp16.200,00
– Kura Jual: Rp16.220,00

– TT Counter
– Kurs Beli: Rp16.000,00
– Kurs Jual: Rp16.350,00

Bank BCA

– E-Rate
– Kurs Beli: Rp16.210,00
– Kurs Jual: Rp16.230,00

– TT Counter
– Kurs Beli: Rp16.055,00
– KursJual: Rp16.355,00

– Bank Notes
– Kurs Beli: Rp16.055,00
– Kurs Jual: Rp16.355,00

Diketahui Kurs Jual adalah kurs yang digunakan jika Anda akan menukarkan rupiah dengan mata uang asing. Sementara Kurs Beli adalah kurs yang digunakan saat Anda hendak menukarkan mata uang asing dengan rupiah.

Optimisme Penurunan Suku Bunga di AS
Optimisme terhadap penurunan suku bunga di AS semakin meningkat. Para pedagang memperkirakan lebih dari 90% kemungkinan Federal Reserve akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September, berdasarkan data dari CME Fedwatch.

Sementara itu, European Central Bank (ECB) mempertahankan suku bunga kebijakannya pada level 4,25 persen pada pertemuan Juli 2024. Presiden ECB, Christine Lagarde, menyatakan bahwa keputusan penurunan suku bunga pada September 2024 masih terbuka lebar, menandakan kemungkinan penurunan suku bunga lebih lanjut pada tahun ini.

Strategi Pemerintah untuk Peningkatan Kinerja Dagang
Di sisi internal, pemerintah Indonesia telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mendorong peningkatan kinerja dagang pada semester II/2024. Strategi tersebut antara lain:

  1. Memperkuat Transformasi Struktur Ekspor: Fokus pada peningkatan ekspor produk manufaktur.
  2. Memperluas Pasar Ekspor: Menyasar pasar di ASEAN, Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin.
  3. Menyelesaikan Perjanjian Perdagangan: Menyelesaikan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dan Free Trade Agreement (FTA) yang belum tuntas.
  4. Penurunan Tarif Ekspor: Mengutamakan penurunan tarif pada ekspor.
  5. Hub-Regional: Memberikan perhatian khusus pada negara-negara yang berfungsi sebagai hub-regional.
  6. Peran Perwakilan Perdagangan: Memperkuat peran perwakilan perdagangan luar negeri.
  7. Digitalisasi Perdagangan: Mendorong digitalisasi dalam aktivitas perdagangan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah

Nilai tukar mata uang merupakan variabel ekonomi makro yang sangat penting, karena pergerakannya dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi. Nilai tukar memungkinkan suatu negara untuk bertransaksi dengan dunia luar, namun juga membawa risiko karena nilai mata uang setiap negara tidak sama dan dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran di pasar uang.

Perdagangan internasional yang melibatkan interaksi antara negara-negara menyebabkan risiko perubahan nilai tukar mata uang akibat ketidakpastian. Perubahan nilai tukar ini berdampak langsung pada harga barang dan jasa di dalam negeri.

Ekspor, sebagai faktor ekonomi makro lainnya, berkontribusi pada peningkatan permintaan mata uang lokal terhadap mata uang asing, sehingga menguatkan nilai tukar mata uang lokal. Ekspor berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi, dimana tingginya posisi nilai rupiah mempengaruhi nilai laba bagi pelaku ekspor dan impor.

Ketika rupiah berada di titik terendah, pelaku ekonomi cenderung mengekspor barang atau jasa ke luar negeri, dan sebaliknya. Perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi makroekonomi suatu negara seperti tingkat inflasi, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan pertumbuhan ekonomi.

Selain faktor internal, seperti suku bunga dan tingkat penyaluran kredit, faktor eksternal seperti ekspor dan impor juga memainkan peran penting dalam perubahan nilai tukar rupiah. Stabilitas dan perkembangan ekonomi domestik dan internasional menjadi penentu utama dalam pergerakan nilai tukar mata uang.