kabarbursa.com
kabarbursa.com

IHSG Melemah Sepekan, Capai Level 7.496

Sepekan, IHSG Menguat 3,18% Imbas Reli Panjang Saham Big Cap
Ilustrasi KabarMakassar
banner 468x60

KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penurunan signifikan sebesar 2,61% pada level 7.496,09 dalam periode perdagangan sepekan kemarin yaitu periode 30 September hingga 4 Oktober 2024.

IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat penurunan selama tiga hari berturut-turut hingga Jumat (4/10). IHSG ditutup melemah 0,63 persen atau turun 47,74 poin, berakhir di level 7.496,09.

Pemprov Sulsel

Sebagian besar sektor saham tertekan, dengan delapan sektor yang menyeret IHSG ke zona merah. Sektor teknologi mencatatkan penurunan terbesar dengan koreksi sebesar 2,34 persen, diikuti sektor properti dan real estate yang melemah 1,36 persen. Sektor konsumen juga menurun sebesar 0,78 persen, diikuti sektor keuangan dan transportasi yang masing-masing turun 0,73 persen. Sektor lainnya, seperti industri, bahan baku, dan barang pokok konsumen, juga mengalami penurunan, meskipun dengan persentase yang lebih kecil.

Meski mayoritas sektor saham tertekan, tiga sektor berhasil mencatatkan kenaikan. Sektor kesehatan naik 0,5 persen, sektor infrastruktur menguat 0,11 persen, dan sektor energi mencatat kenaikan tipis sebesar 0,09 persen.

Di antara saham-saham dalam indeks LQ45, PT Medco Energi Internasional (MEDC) menjadi saham dengan kenaikan terbesar, menguat 3,65 persen. PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) naik 2,74 persen, dan PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO) mencatatkan kenaikan sebesar 2,23 persen.

Sebaliknya, PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) mencatat penurunan terbesar sebesar 6,25 persen, diikuti PT Mitra Adiperkasa (MAPI) yang turun 4,34 persen, dan PT Bank Jago (ARTO) yang melemah 4,07 persen.

Pada penutupan Jumat kemarin, volume perdagangan mencapai 25,36 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp11,9 triliun. Data perdagangan menunjukkan 333 saham mengalami penurunan, 234 saham menguat, dan 225 saham stagnan.

Selama sepekan, IHSG mengalami penurunan signifikan sebesar 2,61 persen, dengan total penurunan 200,92 poin. Meski demikian, IHSG masih mencatat kenaikan sebesar 3,07 persen secara year-to-date (ytd).

Pasar global saat ini masih dipengaruhi oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, terutama konflik antara Israel, Hizbullah, dan Hamas, yang memicu kekhawatiran terkait potensi gangguan pada rantai pasokan global, termasuk harga minyak. Sementara itu, langkah-langkah stimulus yang diterapkan oleh pemerintah dan otoritas moneter Tiongkok menarik perhatian pasar, meskipun dikhawatirkan dapat mengalihkan aliran investasi dari pasar negara berkembang seperti Indonesia.

Investor asing juga terus melanjutkan aksi jual selama sepekan terakhir, dengan net sell sebesar Rp4,85 triliun, meningkat dari pekan sebelumnya yang mencatatkan net sell Rp3,37 triliun.

Saham dengan Performa Tertinggi dan Terendah

Dalam hal kinerja saham, PT Mineral Sumberdaya Mandiri Tbk (AKSI) menjadi yang paling menguntungkan pekan ini, dengan kenaikan 102,7 persen dari Rp296 menjadi Rp600. PT Sekar Bumi Tbk (SKBM) juga mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 63,46 persen, sedangkan PT Inter Delta Tbk (INTD) naik 37,5 persen dalam sepekan.

Di sisi lain, saham PT Bintang Oto Global Tbk (BOGA) mengalami penurunan terbesar, merosot 30,18 persen dari Rp845 menjadi Rp590. PT Putra Mandiri Jembar Tbk (PMJS) dan PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) juga mencatat penurunan masing-masing sebesar 21,23 persen dan 18,36 persen.

Investor Asing Jual Saham Big Caps

Pelemahan IHSG juga dipengaruhi oleh aksi jual asing pada saham-saham kapitalisasi besar (big caps), terutama saham perbankan. Sepuluh saham dengan net sell terbesar antara lain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai jual sebesar Rp2,97 triliun, disusul oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp1,07 triliun, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang mencatat net sell sebesar Rp913,91 miliar.

Meskipun demikian, beberapa saham energi dan infrastruktur masih mencatat kinerja positif, menunjukkan bahwa sektor-sektor tertentu tetap menarik bagi investor di tengah ketidakpastian pasar.

Dengan kondisi pasar yang masih volatil dan berbagai faktor eksternal yang mempengaruhi, pelaku pasar diharapkan tetap waspada terhadap potensi perubahan lebih lanjut, baik dari ketegangan geopolitik global maupun dinamika ekonomi domestik.

Meski alami penurunan secara sepekan, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) di Bursa Efek Indonesia (BEI) justru mengalami peningkatan yang cukup besar, naik 19,35% dibandingkan pekan sebelumnya.

Plt. Sekretaris Perusahaan BEI, I Gusti Agung Alit Nityaryana, menyampaikan bahwa IHSG mengalami penurunan dari posisi 7.696,91 pada pekan lalu ke level 7.496,09. Selain itu, kapitalisasi pasar Bursa juga turut turun sebesar 2,67%, menyusut dari Rp12.875 triliun menjadi Rp12.531 triliun.

Penurunan juga terjadi pada rata-rata frekuensi harian transaksi di Bursa, yang turun 4,38% menjadi 1,27 juta transaksi dari sebelumnya 1,33 juta transaksi per hari.

Meski demikian, beberapa indikator menunjukkan peningkatan. Rata-rata nilai transaksi harian Bursa pada pekan ini melonjak 19,35%, mencapai Rp19,53 triliun dari Rp16,36 triliun pada pekan sebelumnya. Selain itu, volume transaksi harian juga naik sebesar 5,46%, dengan 25,24 miliar saham diperdagangkan setiap hari, meningkat dari 23,94 miliar saham di pekan sebelumnya.

Di sisi lain, investor asing pada Jumat (4/10/2024) mencatatkan aksi jual bersih senilai Rp521 miliar. Namun, sepanjang tahun 2024, investor asing masih mencatatkan akumulasi beli bersih yang cukup tinggi, mencapai Rp47,87 triliun.

Meskipun IHSG mengalami pelemahan, peningkatan volume dan nilai transaksi harian menunjukkan aktivitas perdagangan yang tetap dinamis di tengah volatilitas pasar.