KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka melemah lebih dari 1% pada awal perdagangan Senin (10/02).
Dua menit setelah perdagangan dimulai, IHSG turun 1,12% ke level 6.667,18, memperpanjang pergerakan indeks di zona koreksi.
Total transaksi tercatat mencapai Rp1,06 triliun dengan volume perdagangan sebesar 11,47 miliar saham dalam 81 ribu transaksi.
Dari seluruh sektor, hanya tiga sektor yang mampu bertahan di zona hijau, sementara sektor energi dan infrastruktur mencatatkan koreksi terbesar masing-masing sebesar 1,86% dan 1,31%.
Sentimen Global Mempengaruhi Pasar
Pekan ini, pasar keuangan global, termasuk Indonesia, diperkirakan akan mengalami volatilitas tinggi.
Beberapa faktor utama yang menjadi perhatian investor antara lain kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS), pidato Ketua The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell, serta data inflasi AS yang akan dirilis.
Presiden AS, Donald Trump, pada Jumat pekan lalu mengumumkan rencananya untuk memberlakukan tarif timbal balik terhadap sejumlah negara pada Senin atau Selasa (10-11).
Jika kebijakan ini diberlakukan, perang dagang AS dengan sejumlah negara akan resmi dimulai, yang dapat memberikan dampak signifikan bagi pasar global.
Selain itu, AS juga dijadwalkan merilis data inflasi Januari pada Rabu (12/02).
Data ini menjadi perhatian utama pelaku pasar karena berpotensi memengaruhi kebijakan suku bunga The Fed, indeks dolar AS (DXY), serta pasar keuangan di Indonesia, termasuk IHSG dan nilai tukar rupiah.
Untuk diketahui, inflasi tahunan AS mengalami kenaikan selama tiga bulan berturut-turut, mencapai 2,9% pada Desember 2024, naik dari 2,7% pada bulan sebelumnya.
Sebelum rilis data inflasi, Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan memberikan testimoni tahunan di depan Senat Komite Perbankan, Perumahan, dan Urusan Urban AS pada Selasa (11/02).
Sehari setelahnya, ia akan memberikan pernyataan serupa di hadapan Komite Jasa Keuangan DPR AS. Pernyataan Powell dinantikan investor sebagai petunjuk arah kebijakan The Fed ke depan.
Sebagai catatan, pernyataan Powell di depan Senat AS sebelumnya kerap memicu gejolak di pasar global.
Rekomendasi Saham Pekan Ini
Analis teknikal Oktavianus merekomendasikan beberapa saham yang berpotensi menguat pada pekan ini:
Bank Mandiri (BMRI)
- Pekan lalu: Menguat 0,98% ke posisi Rp5.150
- Proyeksi pekan ini: Berpotensi menyentuh Rp5.800
Surya Esa Perkasa (ESSA)
- Pekan lalu: Menguat 4,35% ke posisi Rp840
- Proyeksi pekan ini: Berpotensi mencapai Rp940
Pertamina Gas Negara (PGAS)
- Pekan lalu: Menguat 0,64% ke posisi Rp1.575
- Proyeksi pekan ini: Berpotensi mencapai Rp1.720
Sementara itu, Analis Teknikal MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, memperkirakan IHSG masih rawan terkoreksi dengan level support di 6.639 dan resistance di 6.931.
Faktor yang menjadi perhatian investor adalah pergerakan nilai tukar rupiah serta potensi aliran dana keluar dari IHSG.
Herditya juga merekomendasikan beberapa saham yang berpotensi menguat:
Cimory (CMRY)
- Pekan lalu: Menguat 1,83% ke level Rp5.000
- Proyeksi pekan ini: Berpotensi menyentuh Rp5.200
Bangun Kosambi Sukses (CBDK)
- Pekan lalu: Ditutup di level Rp7.600
- Proyeksi pekan ini: Berpotensi mencapai Rp8.400
Bank Rakyat Indonesia (BBRI)
- Pekan lalu: Menguat 1,51% ke level Rp4.030
- Proyeksi pekan ini: Berpotensi mencapai Rp4.240
Dengan berbagai sentimen global yang masih memengaruhi pasar, investor disarankan untuk tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi, terutama di tengah volatilitas tinggi yang diperkirakan terjadi sepanjang pekan ini.
Disclaimer: Saham-saham yang direkomendasikan di atas mencerminkan potensi tren kenaikan berdasarkan analisis teknikal dan fundamental. Meski demikian, investor disarankan untuk tetap mencermati kondisi pasar dan melakukan analisis lebih lanjut sebelum mengambil keputusan investasi. Berita ini tidak bersifat mengajak untuk membeli produk tertentu.