kabarbursa.com
kabarbursa.com

IHSG Melemah 0,61 Persen, Berikut Saham yang Cetak Keuntungan Besar

IHSG Melemah 0,61 Persen, Berikut Saham yang Cetak Keuntungan Besar
Ilustrasi Saham (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 47,5 poin atau 0,61% pada perdagangan akhir pekan ini, Jumar (27/09) kemarin. IHSG ditutup di level 7.696,9. Meskipun indeks mengalami koreksi, beberapa saham justru berhasil mencatatkan keuntungan signifikan, bahkan salah satunya mencapai batas Auto Rejection Atas (ARA).

Dari total perdagangan kemarin, IHSG mencatatv 246 saham mencatat kenaikan, sementara 312 saham melemaah, dan 243 lainnya stagnan. Nilai total transaksi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp 20,1 triliun dengan volume perdagangan sebesar 14,1 miliar saham, dilakukan dalam 1.247.679 transaksi.

Pemprov Sulsel

Sebagian besar sektor saham mengalami penurunan, dengan sektor infrastruktur mencatat koreksi terdalam sebesar 0,5%. Sektor transportasi dan industri masing-masing turun 0,5% dan 0,4%, sementara sektor keuangan dan barang konsumsi primer melemah 0,3%. Di sisi lain, sektor energi menguat 0,9%, properti naik 0,7%, sektor teknologi bertambah 0,5%, dan sektor kesehatan mengalami kenaikan tipis 0,04%.

Saat IHSG terkoreksi, bursa saham Asia justru menunjukkan performa yang lebih baik. Indeks Nikkei di Jepang melonjak 2,3%, Hang Seng Hong Kong meningkat 3,5%, dan Shanghai Composite China naik 2,8%. Sebaliknya, Straits Times Singapura turun tipis 0,2%.

Sementara itu, beberapa saham yang tercatat sebagai top gainers melesat tajam meskipun IHSG melemah. Saham PT Indah Prakasa Sentosa Tbk (INPS) berhasil mencatatkan kenaikan hingga 34,5%, menyentuh batas ARA dan ditutup di harga Rp 148 per lembar saham. Saham lain seperti PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) melonjak 23,6% menjadi Rp 220, dan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) naik 22,8% ke level Rp 700.

Saham PT Era Digital Media Tbk (AWAN) turut mencatatkan kenaikan 10,3% menjadi Rp 340, sementara saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) meningkat 8,2% ke Rp 785.

Secara keseluruhan, IHSG terkoreksi seiring aksi ambil untung yang dilakukan investor menjelang akhir pekan. Tekanan jual ini dipengaruhi oleh sikap pasar yang cenderung menunggu perkembangan politik terkait transisi pemerintahan baru di Indonesia.

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat di Level 7.744 pada penutupan perdagangan kemarin, Kamis (26/09). Menunjukkan kenaikan tipis sebesar 0,05 persen atau setara 3 poin, membawa IHSG berada di level 7.744.

Berdasarkan data dari RTI Business, volume perdagangan mencapai 22,64 miliar saham dengan frekuensi transaksi sebanyak 1,3 juta kali, serta total nilai transaksi mencapai Rp17,86 triliun. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.993 triliun.

Dari total saham yang diperdagangkan, 310 saham mengalami penurunan harga, sementara 281 saham mencatatkan kenaikan, dan 211 saham lainnya stagnan. Sektor kesehatan memimpin penguatan dengan kenaikan sebesar 2,29 persen, sedangkan sektor transportasi dan logistik mengalami pelemahan paling besar dengan penurunan 0,79 persen. Secara sektoral, delapan sektor mencatatkan kenaikan, dengan sektor kesehatan, properti, dan teknologi masing-masing menguat sebesar 2,29%, 2,01%, dan 1,58%.

Sebaliknya, sektor transportasi, logistik, dan barang konsumen mengalami tekanan dengan sektor transportasi mencatatkan penurunan 0,79%. Saham-saham yang menjadi top gainers hari ini antara lain CSRN yang melonjak 13,98%, TRON naik 13,46%, dan MEJA meningkat 9,94%. Di sisi lain, ASPI mengalami penurunan terdalam dengan anjlok 10,53%, diikuti MPOW dan MANG yang masing-masing turun 9,09%.

Penguatan IHSG sejalan dengan bursa saham Asia yang sebagian besar juga bergerak positif. Indeks Nikkei ditutup menguat 2,79% di level 38.925,60, indeks Hang Seng melonjak 4,16% ke level 19.924,58, dan indeks Shanghai menguat 3,61% ke level 3.000,94. Sementara itu, indeks Straits Times sedikit melemah 0,03% ke level 3.582,22.

Penguatan bursa saham di Tiongkok turut memberikan dorongan bagi IHSG. Kebijakan moneter dan fiskal yang lebih longgar di Tiongkok, termasuk rencana pemangkasan suku bunga serta potensi penyuntikan modal hingga satu triliun yuan (setara 142,39 miliar dolar AS) ke bank-bank besar, menjadi faktor pendorong utama. Selain itu, pemerintah Tiongkok juga berencana memberikan bantuan tunai kepada kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, yang semakin memperkuat sentimen positif di pasar.

Di tengah pergerakan positif ini, investor masih menantikan rilis data ekonomi dari Amerika Serikat, termasuk pertumbuhan GDP yang diperkirakan naik dari 1,4% menjadi 3%. Selain itu, pidato Ketua Federal Reserve dan ketidakpastian harga minyak global setelah pernyataan Arab Saudi turut menjadi perhatian utama pasar.