KabarMakassar.com — Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Asrul Sani mengungkapkan Realisasi Investasi Triwulan I tahun 2025 tembus hingga Rp3,932 triliun.
Hal itu terdiri dari Realisasi Penanaman Modal Asing atau PMA sebesar Rp1,511 triliun dan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri atau PMDN yaitu Rp2,424 triliun.
Ia menyebut terjadi peningkatan dalam realisasi investasi di triwulan I apabila dibandikan dengan periode sebelumnya.
“Secara year-on-year, dibandingkan dengan realisasi investasi di triwulan pertama tahun sebelumnya, kita mengalami peningkatan sebesar 56,84 persen atau Rp1,425 triliun,” tukas Asrul Sani di Kantor Gubernur Sulsel pada Kamis (08/05).
Lebih jauh dijelaskan jika realisasi tenaga kerja asing sebanyak 218 orang serta Tenaga Kerja Indonesia (TKI) mencapai 5.394 orang.
Sebaran realisasi investasi di triwulan I, kata Asrul, terbanyak dari lima daerah yang ada di Sulsel. Diantaranya, Kota Makassar sebesar Rp1,134 triliun atau 28,84 persen, Kabupaten Luwu Timur yaitu Rp585 miliar atau 14,88 persen, Kabupaten Gowa sebanyak Rp416 miliar atau 10,60 persen, Kabupaten Luwu Rp415 miliar atau 10,56 persen dan terakhir Kabupaten Bantaeng dengan jumlah Rp297 miliar atau 7,56 persen.
Asrul mengatakan, sub sektor yang menjadi penyumbang realisasi terbanyak di Sulsel pada periode triwulan I yaitu, sub sektor pertambangan 25 persen atau setara Rp991 miliar, kemudian sub sektor industri makanan yakni 18 persen atau sebanyak Rp701 miliar.
“Lalu, pada sub sektor perdagangan dan reparasi yaitu 14 persen atau 534 miliar. Selanjutnya, ada sub sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi 11 persen atau sebesar 438 miliar,” paparnya.
Kemudian, ada sub sektor industri logam dasar 8 persen atau setara Rp310 miliar dan sub sektor usaha lainnya 24 persen atau sebanyak Rp927 miliar.
Ia turut menuturkan, lima besar realisasi investasi berdasarkan negara penanaman modal asing triwulan I.
“Investasi berdasarkan negara investor masih didominasi oleh Kanada sebesar Rp435 miliar, kedua dari Australia yakni Rp329 miliar, ketiga dari Tiongkok sebanyak Rp300 miliar, keempat dari Malaysia Rp232 miliar, dan terakhir dari Hongkong sebesar Rp108 miliar,” pungkasnya.