KabarMakassar.com — Bakal calon Gubernur Sulsel,, Ilham Arief Sirajuddin (IAS), mengkritik wacana kotak kosong dalam kontestasi Pilgub Sulsel 2024 yang akan dihelat serentak pada 27 November mendatang.
Mantan Walikota Makassar dua periode itu menilai upaya kotak kosong sebagai bagian dari pembodohan publik, menyusul salah satu kandidat calon Gubernur Sulsel yang berupaya memborong partai politik (Parpol) pemilik kursi di parlemen.
“Isu kecenderungan mempersiapkan agenda politik kontestasi kota kosong ini kan suatu proses pembodohan publik atau masyarakat kalau kemudian ada keinginan menjadikan kontestasi itu menjadi sebuah ajang pemilihan,” ucap IAS usai mengikuti uji kelayakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Hotel Swiss-Belinn Panakkukang Makassar, Senin (22/7).
Mantan Ketua DPD Golkar Sulsel ini juga menyebutkan jika kotak kosong tidak boleh dipandang remeh, dimana Pilwalkot Makassar 2018 lalu, salah satu kandidat harus tumbuh dengan kemenangan kotak kosong.
“Jadi kan kita punya pengalaman kota kosong kemarin bagaimana bisa memuaskan hati pilihan masyarakat kalau tidak ada ruangnya. Dan ketika kotak kosong yang kebetulan banyak akhirnya kotak kosong yang banyak dipilih oleh masyarakat dan saya kira ini menjadi suatu pelajaran yang baik dan jangan sampai terulang,” ujarnya.
“Kalau itu terjadi (kotak kosong) tidak bagus sekali dalam proses pendidikan politik. Sangat tidak bagus oleh karena itu saya berharap jangan sampai diciptakan itu (Kotak Kosong),” terangnya.
Namun dirinya berharap bagaimana Golkar dengan peraih 14 kursi dan PKS 7 kursi bisa mengusung dirinya pada Pilgub Sulsel nanti.
“Kalau Golkar itu cuma kurang 3 kursi kalau ada PKS selesai dan cukup,” tegasnya.
Sedangkan, pasangan bakal calon Gubernur dan wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati merupakan jagoan NasDem hampir dipastikan mendapatkan kursi yang lebih. Dimana menyusul dukungan partai Demokrat bahkan isu Gerindra juga ikut mengusung.
Meski demikian, partai besutan Surya Paloh itu belum mendapatkan mandat DPP kepada paket ASS-Fatma.
Sementara itu, Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, juga menanggapi isu kotak kosong dalam Pilgub Sulsel. Ia menyebut fenomena ini bukanlah hal baru bagi masyarakat Sulsel, mengingat pengalaman serupa di Pilkada Makassar.
Danny Pomanto, sapaannya, menekankan adanya potensi kotak kosong yang mencuat dalam kontestasi Pilgub pada November mendatang, meski begitu, menurutnya hal ini bukan hal yang baru dan merupakan bagian dari proses mekanisme. Pemprov Sulsel.
“Itu proses meskipun banyak orang yang bilang itu tidak sehat, tapi itu sah, dan ingat kotak kosong pernah menang di Makassar,” ujar Danny, Senin (22/07).
Ketika ditanya mengenai upaya melawan kotak kosong, Danny menegaskan bahwa perjuangan melawan kotak kosong adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya dirinya.
“Dari saya itu tak ada upaya, itu upaya kita semua. Apakah Sulsel ini sudah kekurangan pemimpin? kalau mau demokrasi harus ada pengujian publik terhadap kandidat itu. Bagaimana menguji kalau kotak kosong? Itu jadi hal misterius,” jelasnya.
Menurutnya, jika ingin maju, setiap kandidat harus siap berkompetisi dan menghadapi pengujian publik.
“Namanya kalau kita mau maju, siap berkompetisi,” tambah Danny.
Saat ditanya terkait kuatnya dugaan kotak kosong dalam pilgub mendatang, ia menyebut bahwa rencana manusia bisa berbeda dengan rencana Tuhan, sehingga jika itu benar terjadi dirinya menyerahkan sepenuhnya.
“Saya cuma lihat, tapi bisa saja di permukaan itu berbeda. Manusia berencana, Allah berencana, sebaik-baiknya rencana Allah. Kalau ada rencana manusia kotak kosong, kita tunggu rencana Allah yang terjadi,” tuturnya.
Terkait persiapan pencalonannya, Danny mengungkapkan bahwa ia sudah mendapat dua rekomendasi dari partai politik, yaitu PPP dan PDI Perjuangan, dan kini hanya membutuhkan tiga kursi lagi untuk mencukupi persyaratan.
“Saya sudah punya dua rekomendasi dari PPP dan PDI Perjuangan, sisa tiga kursi,” ungkapnya.
Untuk informasi, jika dilihat kembali pada kontestasi pemilihan wali kota Makassar 2018 silam, dimana nama pasangan calon wali kota-wakil wali kota Makassar saat itu, Mohammad Ramdhan Danny Pomanto dan Indira Mulyasari (DIAmi) di coret dari bursa Pilwalkot Makassar berdasar putusan Mangkamah Agung (MA).
Atas putusan itu, Pilwalkot Makassar akhirnya diikuti oleh pasangan Munafri Arifuddin dan Andi Rachmatika Dewi (Appi-Cicu) sebagai satu-satunya kandidat. Namun, hasil pemilu 2018 cukup memncengangkan, sebab pundi-pundi suara kotak kosong di Makassar mengalir deras. Berdasarkan hasil rekapan dari KPU Kota Makassar per kecamatan, kotak kosong menang atas pasangan Munafri Arifuddin-Andi Rachmatika Dewi (Appi-Cicu).
Dari rekapitulasi ini, pasangan Appi-Cicu total mendapatkan 264.071 suara dan kotak kosong 300.969 suara. Hal ini menjadikan Makassar menjadi kota pertama di Indonesia yang memenangkan Kotak Kosong dalam Pemilihan umum.