KabarMakassar.com — Seorang Aparatur Negeri Sipil (ASN) berinisial YY jalani pemeriksaan di Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sulawesi Selatan (Sulsel) atas dugaan ketidak netralan pada pemilihan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Sulsel 2024.
Diketahui, ASN berinisial YY menjabat sebagai Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Dinas Pendapatan Daerah (Dispend) Pemprov Sulsel Wilayah Makassar atau Samsat Makassar I.
YY tiba di kantor Bawaslu Sulsel sekitar pukul 10.00 WITA, mengenakan kemeja batik cokelat. Ia menjalani pemeriksaan di Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) Bawaslu Sulsel selama sekitar satu jam. Usai pemeriksaan, YY menyatakan telah memberikan klarifikasi terkait foto yang tersebar di media sosial.
Selanjutnya, ASN Samsat itu masuk ke dalam ruangan Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) Bawaslu Sulsel, untuk menjalani pemeriksaan. Di dalam ruangan YY di periksa selama satu jam.
Dalam pemeriksaan tersebut, YY mengaku telah melakukan klarifikasi dan menjawab semua pertanyaan yang dilayangkan terkait kejadian dalam foto yang tersebar di sosial media.
“Saya sudah mengklarifikasi apa-apa kejadian dan untuk semua pertanyaan, alhamdulillah kami sudah jawab sesuai apa yang terjadi,” ujar YY setelah menjalani pemeriksaan di kantor Bawaslu Sulsel, Rabu (02/10).
YY menepis bahwa foto yang beredar tersebut bukan sebuah dukungan, ia menjelaskan pada saat itu, simpatisan dari salah satu Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel datang ke kantornya untuk melakukan pelayanan pajak. Kemudian para simpatisan itu, menuju ke ruangannya dan membawa kartu foto Paslon tersebut.
“Itu bukan bentuk dukungan. Saya paham saya ASN, cuma pada saat itu ada simpatisan yang pada saat itu kan pelayanan, beliau mau mengurus pajak dan naik ke atas,” terangnya.
Kemudian, kata YY para simpatisan itu berniat membagi-bagikan kartu foto Paslon tersebut di Kantor Dinas Pendapatan Daerah (Dispend) Pemprov Sulsel Wilayah Makassar atau Samsat Makassar I.
“Ternyata pada saat itu dia bawa sesuatu, dia rencana bagi-bagi ke bawah, tetapi saya larang. Kau gak boleh bawa, kau gak boleh bagi di bawah. Itu kan pelayanan, ini fasilitas publik apalagi ini milik pemerintah,” katanya.
Tak hanya itu, YY mengaku bahwa terkait foto dengan berprose simbol nomor urut, itu merupakan permintaan dari simpatisan Paslon tersebut. Ia juga mengaku tidak mengenal para simpatisan dari Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut 2 itu.
“Itu permintaan dari simpatisan tersebut. Supaya cepat selesai, cepat keluar. Dia minta foto. Hari Jumat tanggal 27, saya lagi habis istirahat salat jumat, saya lagi makan kebetulan dia datang,” jelasnya.
“Saya tidak kenal. Beliau itu wajib pajak. Kebetulan waktu itu hari terakhir pembebasan denda pajak. Jadi dia naik ke atas untuk konsultasi kemudian tiba-tiba dia keluarkan itu kartu. Ketimbang dia bagi ke bawah, mending saya eksekusi di situ. Terus dia minta tolong kalau bisa foto, ya udah sini foto cepat baru pulang. Kartunya udah kita ambil,” sambungnya.
Atas kejadian tersebut, YY mengaku telah dirugikan atas tindakan para simpatisan Paslon tersebut. Sehingga, ia akan mencari simpatisan tersebut untuk juga melakukan klarifikasi atas foto yang telah beredar di sosial media tekait dirinya.
“Oh harus dong. Saya punya datanya. Saya akan cari untuk klarifikasi di sini juga. Itu kan hak saya juga. Saya kan diviralkan. Jadi saya harus cari tahu kebetulan datanya sudah kami dapatkan. Mudaha-mudahan dalam waktu dekat ada panggilan dari bawaslu supaya klir. Jelas dong saya merasa jadi korban,” cetusnya.
Sementara itu, Tim pemeriksa Sentra Gakkumdu, Rahmat Hidayat mengatakan bahwa terlapor telah di ambil keterangan terkait dugaan ketidak netralan tersebut, selanjutnya pihaknya akan menggelar rapat pleno untuk dilakukan rapat pembahasan kedua di sentra Gakkumdu.
“Saat ini sedang berlangsung pemeriksaan, dua yang ikut berfoto di dalam foto situ dan yang terlapor kita ambil ke terangnya hari ini,” ujarnya.
Rahmat menerangkan bahwa tiga orang yang diperiksa, hanya satu yang terlapor dan dua lainnya sebagai saksi karena juga terlibat dalam foto yang beredar di sosial media tersebut.
“Materinya fotonya dimana dilakukan, bagaimana cara foto di upload, kemudian terkait simbol pose jari dan ada kartu yang dia pegang,” bebernya.
Selain itu, kata Rahmat pihaknya juga bakal memanggil simpatisan mengambil gambar dan yang menyebarkan foto tersebut.
“Ia kemungkinan kita akan panggil dan sudah profeling data dan informasinya terlaporkan nnti akan memanggilkan simpatisan tersebut,” tandasnya.