KabarMakassar.com — Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara (Sulselbartra), Heri Kuswanto, melaporkan bahwa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) mengalami kontraksi sebesar 13,15% hingga April 2024. Dari target PPN sebesar Rp6,73 triliun, baru terealisasi Rp1,49 triliun, atau sekitar 22% dari target.
Heri menyebut, penurunan PPN disebabkan kondisi ekonomi yang melambat, terutama di sektor konstruksi dan pertambangan.
“Di sektor pertambangan, khususnya nikel, harga sedang berada di level terendah, dan kualitas produksi juga mengalami penurunan,” ujarnya dalam Konprensi Pers APBN Anging Mamiri, Via Live Youtube, Rabu (29/5).
Sektor konstruksi juga menunjukkan fluktuasi yang dipengaruhi oleh alokasi dana konstruksi dari APBN dan APBD.
“Banyak proyek pembangunan jalan dan waduk, tetapi ini tidak berjalan rutin, kadang ada, kadang tidak, sehingga penerimaan dari sektor ini berfluktuasi,” tambahnya.
Meskipun demikian, Heri Kuswanto menegaskan kinerja APBN hingga April 2024 tetap solid, kredibel, dan resilient di tengah risiko global.
Kondisi perekonomian saat ini berada di bawah pengaruh negatif dari ketidakpastian ekonomi global, seperti dampak perang Rusia-Ukraina yang belum selesai, serta ketegangan antara Iran dan Israel yang berdampak pada pasar keuangan, nilai tukar, dan inflasi.
Dalam kondisi ini, APBN diharapkan mampu menjaga pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
“Realisasi APBN hingga April 2024 sudah mencapai 29,6% dan masih menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,06% dibandingkan April 2023,” tutupnya.